BUDIDAYA CABE
Tanaman cabe merah (Capsicum annuum L.) sangat dibutuhkan sebagai bumbu masakan. Untuk
memudahkan pelaksanaannya, berbagai industri telah mempruduksi ekstrak cabe
secara instan baik dalam bentuk bubuk, saus dan lain-lain.
Maasalahnya adalah usahatani cabe
merah yang dilakukan petani masih berproduksi rendah, jadwal tanaman belum
tepat, kualitas produksi relative rendah, sehingga harga jualnyapun masih
belum menguntungkan. Beberapa kendala itulah yang menyebabkan usahatani cabe
belum memberikan manfaat yang baik bagi petani. Umumnya petani belum
merencanakan ember usahataninya dengan tepat sehingga banyak usahatani
cabemerah harga jual produksi menjadi jatuh bahkan tidak terjual samasekali.
Perlu diingat bahwa setiap usahatani mempunyai pasar yang sifatnya in ember. Artinya, untuk mendapatkan
produksi pertanian tidak diperoleh dalam waktu cepat, tetapi memerlukan jangka
waktu tertentu. Sangat keliru jika penanaman tanaman hanya didasarkan pada mahalnya
harga saat ini. Karena harga tinggi hari ini, tidak menjamin tetap tinggi
sampai produksi dihasilkan. Inilah yang menyebabkan banyak usahatani yang
dikelola tanpa perencanaan tidak banyak ember keuntungan bahkan gagal panen.
Ada beberapa keuntungan jika usahatani
direncanakan dengan baik; dapat mengoptimalkan pemanfaatan lahan, meningkatkan produksi dan mutu, hemat biaya
dengan menerapkan teknologi yang tepat, menjaga kelestarian lahan usahatani,
dan meningkatkan pendapatan.
Teknologi Usahatani
Cabe Merah.
1.
Penentuan varietas yang ditanam.
Lakukan
penentuan varietas cabe merah yang cocok untuk diusahakan. Beberapa varietas
yang cocok untuk Aceh:
No
|
Varietas
|
Prod/btg/kg
|
1.
|
Hot beauty (457)
|
1.2 – 1.4
|
2.
|
Long chili (455)
|
1.5 – 2.0
|
3.
|
Hero (459)
|
1.9 – 2.1
|
4.
|
Ever flover (462)
|
1.2 – 1.5
|
5.
|
Passion (451)
|
1.3 – 1.4
|
6.
|
Amando
|
0.8 - 1.2
|
7.
|
Red beauty
|
1.0 – 1.1
|
8.
|
Hot chili
|
1.2 – 1.4
|
9.
|
Wonder hot
|
1.2 – 1.5
|
10.
|
TM.888
|
1.1 – 1.4
|
11.
|
TM.999
|
0.8 – 1.2
|
12.
|
Maraton
|
1.0 – 1.5
|
13.
|
CTH-01
|
1.2 – 1.6
|
14.
|
Arimbi
|
1.0 –
1.2
|
2.
Pembibitan.
Benih cabe
disemai dalam polibag terlebih dahulu. Siapkan polibag ukuran kecil, isi
dengan campuran tanah dan pupuk kandang/kompos 1:1.
Sebelum disemai, benih direndam dalam larutan fungisida
selama 10 – 12 jam untuk mencegah gangguan hama dan penyakit terutama
cendawan. Selanjutnya benih disemai dalam polibag, dan salanjutnya dilakukan
penyiraman dan perawatan secara teratur. Bibit dapat ditanam di kebun setelah
berumur 18 – 25 hari.
3.
Pengolahan tanah.
Tanah kebun
dibajak dengan baik sehingga gembur. Buat
bedengan panjang 10 – 12 m, lebar 1.1 –
1,2 m, dengan tinggi bedengan antara 40 – 40 cm (musim kemarau) dan 50 – 70 cm
(musim hujan). Jika pH < 5 (rendah) berikan kapur 5 ton/ha. Selanjutnya
berikan pupuk kandang 15 ton/ha, urea 100 kg/ha, Superphose 200 kg/ha,
KCl 150 kg/ha, NPK 150 kg/ha, Borat 10 kg, dan PPC/ZPT. ZPT yang sering
digunakan Dharmasri 60 ml/500 liter air atau Hidrasil 0.2 ml/liter air.
Sedangkan PPC dari jenis Gandasil D & B sebanyak 1.5 g/liter air. Dapat
juga ditambah dengan Atonik 750 cc/ha.
Pupuk kandang diberikan seluruhnya sebelum tanam sedangkan pupuk anorganik
lainnya 40 % diberikan sebagai pupuk dasar, selebihnya 30 % pada saat tanaman
berumur 30 hari dan sisanya 30 % lagi diberikan pada umur tanaman 60 hari.
Sedangkan ZPT/PPC diberikan 10 hari sekali sejak awal pertumbuhan sampai akhir
masa produktif.
Setelah pemupukan dasar, diatas bedengan pasang mulsa
plastik hitam perak atau mulsa jerami. 7 – 10 hari kemudian baru bibit cabe
ditanam. Lubang tanam telah disiapkan 3 – 5 hari sebelum tanam. Jarak tanam 50 x 60 cm, 60 x 70 cm atau 70 x 70 cm
tergantung varietas. Tanaman cabe ditanam pada pagi atau sore hari dengan baik
dan lakukan penyiraman secara teratur. Jika ada bibit mati, segera lakukan
penyulaman dengan bibit seumur. Pada umur tanaman 10 –12 hari buang tunas
samping yang keluar dari ketiak daun, hal itu dilakukan sampai tanaman keluar
cabang.
4. Pemasangan ajir (Tawo).
Ajir atau tawo dipasang untuk mencegah
tanaman rebah. Tawo dapat dibuat dari kayu atau bambu. Tawoo dipasang saat
tanaman berumur satu bulan. Tawo dipasang secara baik. Tiang ajir/tawoo
terletak diantara barisan tanaman. Ukuran ajir/tawoo adalah 125 – 150 cm.
5. Pengairan/penyiraman.
Jika sumber air tersedia, pada saat tanaman
masa pertumbuhan vegetative (umur <40 hari) terutama dimusim kemarau
pengairan dapat dilakukan secara teratur
pada sore hari yaityu dengan menggenangkan saluran antar bedeng. Jika
sumber air tidak tersedia secara cukup, dilakukan penyiraman secarav teratur
pagi dan sore hari.
6. Pengendalian hama penyakit.
Pengendalian
hama penyakit menganut system pengendalian hama penyakit secara terpadu (system
PHT). Yang paling penting adalah mengenal jenis hama dan penyakit, gejala
serangan dan system pengendalia
nnya.
(baca pada leaf leet lain dari BKP2). Untuk itu falsafah “mencegah lebih baik dari mengobati” perlu diterapkan. Karenanya
lakukanlah kegiatan yang tepat mulai dari penentuan jadwal tanam dan rawatlah
tanaman dengan baik. Bukankah jika gangguan hama penyakit mampu dicegah
merupakan 60 – 70 % keberhasilan usahatani telah dapat diraih.
7. Pemanenan dan penanganan hasil.
Pemanenan
dilakukan sesuai dengan permintaan pasar. Jika pasar menginginkan cabe hijau,
maka pemanenan dilakukan setelah cabe tersebut relative tua. Akan tetapi
kebanyakan cabe dipanen setelah berwarna merah. Untuk itu pemenenan dilakukan
dengan memilih cabe yangt sudah cukup
tua dan berwarna merah. Boleh juga dipanen buah yang telah cukup tua tetapi
belum seluruhnya berwarna merah.
Cabe
hasil panenan tersebut dimasukkan kedalam wadah yang tidak basah atau lembab
serta memiliki aerasi yang baik, misalnya keranjang rotan, keranjang plastic
atau goni.
Hindari
cabe yang telah dipanen terkena matahari langsung. Sebaiknya, cabe setelah
dipanen diletakkan ditempat yang teduh sehingga dapat diperpanjang masa
segar.
Perlu
peningkatan mutu dari hasil panenan. Jika mutu panenan baik tentu saja
harganyapun akan baik. Agar harga jual menguntungkan dan tidak rendah, lakukan penanaman
secara berkelompok dengan luas areal terpenuhi skala ekonomi. Sebaiknya satu
kelompok usaha memenuhi 3 – 5 ha sehingga pemasarannya akan lebih mudah dilakukan.
(Eshar,2013).