HASIL PENELITIAN
Penggunaan Bahan Ajar Berbasis
Representasi Eksternal Materi Stoikiometri pada Siswa SMA Negeri 4 Banda Aceh
Tahun Pelajaran 2012/2013
Sri Winarni1,
Zarlaida Fitri1, Zahratul Adha Mentari2
Pendidikan
Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Syiah Kuala, Darusalam
Banda Aceh 23111, Indonesia.
-------------------------------------------------------------
1Dosen
Prodi Kimia FKIP Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh.
2Mahasiswa
Prodi Kimia FKIP Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh.
*Corresponding Author: zahratuladhamentari@gmail.com
Abstrak
Telah
dilakukan penelitian yang berjudul “Penggunaan Bahan Ajar Berbasis Representasi
Eksternal Materi Stoikiometri pada Siswa SMA Negeri 4 Banda Aceh Tahun
Pelajaran 2012/2013. Penelitian
ini
bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa dan tanggapan siswa serta guru
terhadap penggunaan bahan ajar berbasis representasi eksternal yang digunakan
dalam pembelajaran. Jenis pendekatan yang digunakan adalah kualitatif dengan
ragam penelitian deskriptif. Subjek
penelitian
ini adalah siswa kelas X3 SMA
Negeri 4 Banda Aceh yang berjumlah 32 siswa yang terdiri dari 12 laki-laki dan
20 perempuan. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan bahan
ajar berbasis representasi eksternal dilakukan penilaian kognitif. Berdasarkan
hasil penilaian tersebut, 90,62% siswa mencapai ketuntasan secara klasikal.
Untuk mengetahui tanggapan siswa dan guru terhadap penggunaan bahan ajar
berbasis representasi eksternal dilakukan observasi. Berdasarkan hasil
observasi diketahui tanggapan positif siswa terhadap penggunaan bahan ajar
tersebut adalah 93,25%. Penggunaan bahan ajar berbasis representasi eksternal
mendapat respon yang sangat positif (100%) dari guru kimia kelas X SMA Negeri 4
Banda Aceh. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa sebagian besar siswa tertarik, senang, dan termotivasi belajar kimia
dengan menggunakan bahan ajar berbasis representasi eksternal.
Kata kunci : bahan ajar,
representasi eksternal, stoikiometri.
Pendahuluan
Latar Belakang
Masalah
Ilmu
kimia merupakan disiplin ilmu yang mempelajari materi, sifat, perubahan, dan energi
yang menyertai perubahan materi tersebut. Ilmu kimia dianggap sebagai salah
satu mata pelajaran yang sukar dimengerti oleh siswa karena sebagian besar
konsep kimia bersifat abstrak. Akibatnya, siswa kesulitan dalam memahami
fenomena kimia yang terjadi. Banyaknya konsep kimia yang bersifat abstrak
memungkinkan terjadinya salah penafsiran pada siswa. Oleh karena itu,
diperlukan pengembangan konseptual yang melibatkan representasi kimia untuk
mengatasi kesulitan dalam memahami fenomena kimia.
Representasi dalam
ilmu pengetahuan dan matematika dipahami sebagai alat untuk mempelajari
konsep-konsep abstrak, memahami, menyelidiki, dan memecahkan suatu masalah
(Corradi dkk., 2012). Menurut
Goldin dan Shteingold (dalam Salkind, 2007) terdapat dua tipe representasi
yaitu eksternal dan internal. Representasi eksternal
adalah gambar dan grafis dari fenomena di dunia luar yang mengandung hubungan
spasial dan tanda-tanda topografi (Schonborn dan Anderson, 2009). Representasi
eksternal memungkinkan penyampaian penjelasan yang efektif kepada siswa
mengenai suatu konsep dan membuat representasi tersebut lebih jelas dengan
menarik perhatian siswa. Cara ini dapat membantu mengatasi kesulitan yang
dihadapi siswa dalam membaca teks-teks ilmu pengetahuan (Mallinson dkk. dalam
Mammino, 2008). Lebih lanjut Kirsh (2010) menyatakan bahwa berfikir dengan
menggunakan representasi eksternal dapat meningkatkan daya kognitif individu. Adapun representasi internal berhubungan dengan perubahan sikap siswa, pemahaman siswa,
dan strategi pemecahan masalah.
Penelitian terkait mengenai pembelajaran konsep kimia berbasis representasi
eksternal ini ialah seperti yang dilakukan oleh Reimann (2003) bahwa ilmu kimia
menggunakan representasi yang berbeda-beda untuk tujuan yang berbeda. Sebagai
contoh, menggunakan diagram untuk menjelaskan tentang komposisi dari senyawa
dan menggunakan persamaan kimia untuk menjelaskan prosedur yang dibutuhkan pada
sintesis kimia. Pada penelitian lain, seperti yang dilakukan oleh Ainsworth dan Loizou (2003) telah ditemukan bahwa penggunaan diagram memberi pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan
penggunaan teks-teks, dalam meningkatkan kemampuan (keterampilan) metakognitif.
Dalam proses
belajar-mengajar, bahan ajar berperan membantu guru menyampaikan suatu konsep
pembelajaran maupun siswa untuk mempelajarinya. Dalam ilmu kimia, bahan ajar hendaknya
berisi tiga level representasi kimia yang saling berkaitan satu sama lainya,
yaitu: makroskopis, mikroskopis, dan simbolik. Ahli kimia mampu
memvisualisasikan fenomena kimia dengan mudah ketika mereka menghadapinya pada
setiap tingkat representasi. Visualisasi dari fenomena kimia disebut
representasi eksternal. Representasi eksternal dapat berupa representasi
makroskopis, mikroskopis, dan simbolik (Gkitzia dkk., 2010). Lebih lanjut Kozma
(2000:6) menyatakan bahwa “Representasi simbolik dalam ilmu kimia meliputi
diagram, persamaan, dan rumus kimia”. Persamaan reaksi dan rumus kimia
merupakan suatu hal penting untuk mempelajari materi stoikiometri.
Stoikiometri merupakan salah satu
mata pelajaran kimia yang dominan menggunakan perhitungan. “Stoikiometri menyangkut cara (perhitungan kimia) untuk menimbang dan
menghitung spesi-spesi kimia atau dengan kata lain, stoikiometri adalah kajian
tentang hubungan-hubungan kuantitatif dalam reaksi kimia” (Achmad, 2001:1). Pada umumnya, untuk mengkomunikasikan dan memikirkan konsep matematika
dalam stoikiometri, harus merepresentasikannya dalam beberapa cara. Komunikasi
memerlukan penyajian eksternal (illustrasi nyata), memilih kata-kata dalam
percakapan yang mudah dipahami, memilih simbol-simbol, gambar-gambar, atau
objek nyata. Pada sisi lain, untuk memikirkan konsep stoikiometri, diperlukan
penyajian konsep tersebut secara internal, dengan cara memberi kesempatan pada
siswa untuk menelaah apa saja yang terkandung dalam konsep stoikiometri. Hukum-hukum dasar kimia merupakan pernyataan singkat yang mengungkap
fakta dari keteraturan hasil eksperimen para saintis terdahulu. Hukum-hukum
dasar kimia menjadi dasar dari semua perhitungan stoikiometri.
Umumnya dalam menyampaikan materi stoikiometri masih kurang menggunakan
representasi eksternal. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari guru kimia
SMAN 4 Banda Aceh, sebagian siswa sulit memahami konsep stoikiometri karena
konsep tersebut umumnya membahas tentang perhitungan dalam ilmu kimia. Hal
tersebut menyebabkan hasil belajar yang diperoleh siswa tidak mencapai KKM.
Nilai KKM pada materi stoikiometri tahun pelajaran 2011/2012 di SMA tersebut
ialah 68. Oleh karena itu, salah satu
usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi kesulitan tersebut adalah membuat
bahan ajar berbasis representasi eksternal. Bahan ajar ini diharapkan dapat
memberikan gambaran yang jelas mengenai konsep dan menarik untuk dibaca
sehingga siswa lebih mudah memahami konsep stoikiometri. Berdasarkan latar
belakang masalah di atas, telah dilakukan penelitian berjudul “Penggunaan Bahan Ajar Berbasis Representasi Eksternal Materi
Stoikiometri pada Siswa SMA Negeri 4 Banda Aceh Tahun Pelajaran 2012/2013”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar
yang diperoleh siswa dengan menggunakan bahan ajar berbasis representasi
eksternal pada materi stoikiometri dan menganalisis tanggapan guru dan siswa
terhadap bahan ajar berbasis representasi eksternal yang digunakan dalam
pembelajaran pada materi stoikiometri.
Metode Penelitian
Pendekatan dan
Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif. Adapun jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif
(noneksperimen). Penelitian berfokus pada hasil belajar
siswa, dan tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar
berbasis representasi eksternal pada materi stoikiometri.
Tempat dan Waktu
Penelitian
Penelitian ini
dilaksanakan di SMA Negeri 4 Banda Aceh yang terletak di Jalan P.T. Nyak Makam
Banda Aceh. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Oktober 2012 sampai
dengan pengambilan data pada bulan Januari 2013.
Subjek Penelitian
Subjek dalam
penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 4 Banda Aceh yang dipilih sebanyak satu
kelas, yaitu kelas X3 semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013
dengan jumlah 32 siswa yang terdiri dari 12 laki-laki dan 20 perempuan.
Pengambilan subjek penelitian dilakukan secara purposive sampling (sampel
bertujuan). Sampel bertujuan yang dimaksud karena di kelas X3, semangat
siswa untuk belajar kimia masih kurang sehingga perlu diterapkan bahan ajar
yang sesuai dengan materi pembelajaran.
Teknik Pengumpulan Data
Hasil Belajar Kognitif
Tes hasil belajar kognitif berupa tes tertulis untuk
mengetahui bagaimana hasil belajar yang diperoleh siswa dengan menggunakan
bahan ajar berbasis representasi eksternal. Tes yang diberikan berupa soal-soal
yang dibuat sesuai dengan kurikulum KTSP 2006 pada materi stoikiometri. Nilai
hasil tes tersebut dibandingkan dengan nilai KKM yang telah ditetapkan di
sekolah tersebut pada materi stoikiometri sebesar 68.
Respon Siswa dan Guru terhadap Bahan Ajar
Angket diberikan untuk mengumpulkan data mengenai respon
atau tanggapan siswa dan guru terhadap bahan ajar berbasis
representasi eksternal pada materi stoikiometri. Angket yang digunakan ialah
angket yang bersifat tertutup dan terbuka. Respon siswa
dan guru yang diperoleh melalui angket, dilengkapi dengan wawancara. Siswa yang
diwawancarai dipilih berdasarkan rentang hasil belajar, yaitu kelompok atas,
menengah, dan bawah masing-masing sebanyak satu siswa.
Instrumen Penelitian
Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini berupa bahan ajar berbasis representasi
eksternal, tes hasil belajar kognitif yang berbentuk tes tertulis, dan angket.
Validitas Instrumen
Validitas bahan ajar
yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelayakan isi, kebahasaan, dan penyajian. Validasi
soal tes, titik berat penilaiannya adalah kekomunikatifan redaksional (bahasa)
tiap-tiap butir soal dan kandungan konsep yang diteliti. Validitas ditetapkan berdasarkan
penilaian dan pertimbangan dua orang dosen Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala.
Konsistensi antar penilai atau keterhandalannya dilakukan dengan cara
menghitung rata-rata persentase pemberian skor tim penilai. Secara ringkas
dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1.
Ringkasan Hasil Validasi Instrumen
Validator
|
Pemberian
Skor (%)
|
||
0
|
1
|
2
|
|
Drs.
Syahrial, M.Si
|
0
|
0
|
100
|
Muhammad
Nazar, S.Pd., M.Sc ST
|
0
|
0
|
100
|
Rerata
|
0
|
0
|
100
|
(Sumber: Data Penelitian)
Reliabilitas Instrumen
Uji reliabilitas dilakukan pada siswa yang tidak termasuk
sampel penelitian. Instrumen tes dalam penelitian ini
diujicobakan pada tanggal 16 Januari 2013 kepada siswa kelas X1 SMA
Negeri 4 Banda Aceh. Pengujian reliabilitas instrumen tes
objektif dalam penelitian ini menggunakan rumus K-R 20. “Pengujian reliabilitas
dengan jumlah butir pertanyaan ganjil dapat dilakukan dengan menggunakan rumus
K-R 20” (Arikunto, 2010:230).
Untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen, langkah selanjutnya
adalah dengan mengkonsultasikan harga r11 dengan tabel r product moment. Instrumen dikatakan
valid, jika harga r11 lebih besar dari harga rt(5%) dan rt(1%)
(Arikunto, 2010). Berdasarkan tabel r product
moment diketahui bahwa dengan jumlah responden sebanyak 32 siswa, harga rt(5%)
= 0,349 dan harga rt(1%) = 0,449. Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas
diperoleh hasil r11 = 0,55. Dengan demikian, instrumen tes tersebut
reliabel karena harga r11 lebih besar dari harga rt(5%) dan rt(1%).
Teknik Analisis Data
Data Hasil Belajar Kognitif
Untuk mengetahui
tingkat ketuntasan belajar siswa secara individual, peneliti mengacu pada KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimum) yang ditetapkan di sekolah tersebut. Persentase
ketuntasan belajar siswa secara klasikal dihitung dengan menggunakan rumus
persentase.
Data Respon Siswa dan Guru terhadap
Bahan Ajar
Data tentang respon
siswa dan guru terhadap bahan ajar berbasis representasi eksternal dianalisis
menggunakan statistik deskriptif dengan persentase. Persentase dari setiap
respon siswa dan guru diperoleh dengan membagi jumlah respon siswa tiap
pertanyaan yang muncul dengan jumlah seluruh siswa dikali seratus persen.
Hasil
dan Pembahasan
Hasil Belajar Siswa
Penelitian
ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar yang diperoleh siswa baik secara
individual maupun klasikal dengan menggunakan bahan ajar berbasis representasi
eksternal. Hasil belajar
siswa diperoleh melalui tes objektif yang diberikan
sebanyak 15 butir soal di akhir pembelajaran, yaitu pada pertemuan ketiga.
Hasil dari tes yang telah diberikan diperoleh nilai tertinggi 93,33 dan
terendah 66,66. Ketuntasan hasil belajar dapat dilihat dengan membandingkan
nilai yang diperoleh siswa dengan patokan nilai KKM. Nilai KKM yang sudah
ditentukan di SMA Negeri 4 Banda Aceh pada materi perhitungan kimia
(stoikiometri) adalah 68, sebagai ukuran ketuntasan individual. Hal ini
menunjukkan bahwa materi stoikiometri dianggap tuntas secara individual, jika
siswa tersebut memperoleh nilai minimal 68. Hasil belajar siswa yang diperoleh
dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil Belajar Siswa Kelas X3 SMA Negeri 4
Banda Aceh Materi Stoikiometri
No
|
Inisial Nama
|
Nilai
|
Ketuntasan (KKM
≥ 68)
|
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
1
|
AA
|
93,33
|
Tuntas
|
2
|
AT
|
66,66
|
Tidak Tuntas
|
3
|
AD
|
86,66
|
Tuntas
|
4
|
AH
|
93,33
|
Tuntas
|
5
|
AF
|
86,66
|
Tuntas
|
6
|
AHN
|
66,66
|
Tidak Tuntas
|
7
|
AN
|
93,33
|
Tuntas
|
8
|
AND
|
93,33
|
Tuntas
|
9
|
AY
|
86,66
|
Tuntas
|
10
|
CR
|
86,66
|
Tuntas
|
11
|
DM
|
86,66
|
Tuntas
|
12
|
DD
|
80,00
|
Tuntas
|
13
|
IH
|
86,66
|
Tuntas
|
14
|
KJ
|
80,00
|
Tuntas
|
15
|
MR
|
86,66
|
Tuntas
|
16
|
MS
|
86,66
|
Tuntas
|
17
|
NA
|
86,66
|
Tuntas
|
18
|
OY
|
86,66
|
Tuntas
|
19
|
PD
|
80,00
|
Tuntas
|
20
|
QN
|
86,66
|
Tuntas
|
21
|
RC
|
86,66
|
Tuntas
|
22
|
RF
|
93,33
|
Tuntas
|
23
|
RH
|
86,66
|
Tuntas
|
24
|
RR
|
86,66
|
Tuntas
|
25
|
RS
|
86,66
|
Tuntas
|
26
|
RP
|
93,33
|
Tuntas
|
27
|
RW
|
86,66
|
Tuntas
|
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
28
|
SL
|
93,33
|
Tuntas
|
29
|
SS
|
86,66
|
Tuntas
|
30
|
TM
|
93,33
|
Tuntas
|
31
|
UU
|
66,66
|
Tidak Tuntas
|
32
|
YE
|
86,66
|
Tuntas
|
Jumlah
|
2746,50
|
-
|
|
Rata-rata
|
85,83
|
-
|
|
Persentase
(%) ketuntasan
|
90,62
|
-
|
(Sumber: Data
penelitian)
Berdasarkan data
hasil penelitian, diketahui sebanyak 29 (90,62%) siswa dikatakan tuntas secara
individual. Menurut Pujiati (2008), ketuntasan belajar siswa secara individual
tercapai, jika siswa dapat menguasai materi pembelajaran sebesar 75%. Lebih
lanjut, Erman (dalam Pujiati) menambahkan bahwa ketuntasan belajar siswa secara
klasikal ialah sebesar 80%. Hal ini menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa
kelas X3 setelah menggunakan bahan ajar berbasis representasi
eksternal pada materi stoiokiometri sangat baik.
Tingkat ketuntasan
yang tinggi tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar siswa dapat memahami
dengan baik dan mudah mengenai materi stoikiometri dengan menggunakan bahan
ajar berbasis representasi eksternal. Hal ini dikarenakan bahan ajar tersebut
berbasis gambar, bagan, makroskopis, submikroskopis, simbolik, dan sebagainya
yang dapat membantu siswa untuk memahami suatu materi atau konsep dengan mudah.
Usman (2006:11) menyatakan bahwa “Sebagai fasilitator guru hendaknya mampu
mengusahakan sumber belajar yang berguna serta dapat menunjang pencapaian
tujuan dan proses belajar mengajar, baik yang berupa nara sumber, buku teks,
atau majalah”.
Berdasarkan Tabel 2 juga memperlihatkan bahwa hasil belajar yang diperoleh siswa
masih belum maksimal, karena tidak ada siswa yang mendapatkan nilai sempurna dan masih terdapat beberapa siswa yang belum tuntas. Hal ini mungkin disebabkan oleh
beberapa faktor, diantaranya pengaturan waktu penempatan jam pelajaran yang kurang baik. Mata
pelajaran kimia kelas X3 ditempatkan setelah jam pelajaran olahraga,
yaitu pada jam ke 5-6 lebih tepatnya pada jam 10.30-11.50 WIB. Hal ini, terkadang membuat beberapa siswa
kurang berkonsentrasi saat belajar ataupun ulangan. Oleh karena itu, perlu kiranya untuk mempertimbangkan mata pelajaran kimia dan beberapa mata pelajaran eksakta lainnya agar dapat dijadwalkan pada jam
pelajaran yang lebih awal misalnya pada jam ke 1-2 atau 3-4. Hal ini dikarenakan pada saat tersebut pikiran siswa masih segar dan mudah untuk
menerima pelajaran.
Tanggapan Guru terhadap
Penggunaan Bahan Ajar
Tanggapan
guru terhadap penggunaan bahan ajar diketahui melalui angket yang berisi
pertanyaan-pertanyaan untuk menilai bahan ajar dari segi isi, bahasa, dan
tampilan. Adapun jumlah guru yang diminta pendapatnya mengenai bahan ajar ini
ialah sebanyak 4 orang. Satu diantaranya merupakan guru kimia kelas X3.
Kemudian dilakukan wawancara kepada guru kimia kelas X3 mengenai
bahan ajar tersebut. Hal ini dilakukan untuk memperkuat data penelitian.
Berdasarkan
data tersebut, menunjukkan bahwa bahan ajar berbasis representasi eksternal
yang diberikan kepada siswa mendapat respon yang sangat positif (100%) dari
guru kimia kelas X di SMA Negeri 4 Banda Aceh, khususnya guru kimia kelas X3.
Tanggapan guru terhadap isi bahan ajar tergolong sangat baik. Guru-guru
tersebut berpendapat bahwa isi bahan ajar sesuai dengan kompetensi dasar, mengandung
konsep yang benar, serta mengandung keluasan dan kedalaman materi yang cukup
untuk mempelajari stoikiometri.
Tanggapan
guru mengenai kebahasaan dan penyajian bahan ajar sangat baik. Mereka
menyatakan bahwa bahan ajar ini sudah menggunakan bahasa yang baik dan benar,
serta mudah dipahami. Urutan penyajian materi pada bahan ajar ini sudah
sistematis dan sesuai dengan indikator pembelajaran. Berdasarkan hasil
wawancara guru kimia kelas X3 berpendapat bahwa bahan ajar ini dapat
digunakan untuk menyampaikan materi stoikiometri. Berikut ini adalah hasil
petikan wawancara peneliti dengan guru kimia kelas X3.
Penanya : “Sepengetahuan Ibu, dapatkah bahan ajar ini
digunakan untuk menjelaskan suatu materi?”
Guru : “Ya, bahan ajar ini dapat digunakan untuk
menjelaskan suatu materi.”
Penanya :
“ Bagaimanakah tanggapan Ibu terhadap bahan ajar ini?”
Guru : “Bahan ajar ini bagus, bahan ajar ini juga
dapat membuat pembelajaran lebih bervariatif dan anak didik akan lebih mudah
memahami dengan menggunakan bahan ajar seperti ini.”
Guru kimia kelas X3
mengatakan bahwa bahan ajar tersebut dapat membuat pembelajaran lebih
bervariatif dan siswa lebih mudah memahami materi dengan menggunakan bahan ajar
tersebut. Berdasarkan data penelitian, ketuntasan hasil belajar yang diperoleh
siswa sangat tinggi. Hal ini sesuai dengan penjelasan Fajaroh dkk. (2006) bahwa
penggunaan bahan ajar yang digunakan membangkitkan motivasi belajar siswa,
sehingga peluang mendapatkan nilai tinggi menjadi lebih terbuka.
Tanggapan Siswa terhadap Penggunaan
Bahan Ajar
Siswa diminta untuk
mengisi lembaran angket yang telah tersedia di akhir pembelajaran pada
pertemuan terakhir (pertemuan ketiga). Pengisian angket bertujuan untuk mengetahui perasaan,
minat, dan pendapat siswa mengenai penggunaan bahan ajar berbasis representasi eksternal. Hasil tanggapan siswa yang telah dikumpulkan disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Tanggapan Siswa terhadap Penggunaan Bahan Ajar Berbasis Representasi Eksternal Materi Stoikiometri
Pertanyaan
Angket
|
Jumlah siswa
menjawab
|
Persentase
Jawaban (%)
|
||
Ya
|
Tidak
|
Ya
|
Tidak
|
|
Apakah
bahan ajar ini dapat lebih mempermudah Anda memahami konsep stoikiometri?
|
29
|
3
|
91
|
9
|
Apakah
contoh-contoh soal yang diberikan di dalam bahan ajar ini dapat mempermudah
Anda untuk menyelesaikan soal-soal stoikiometri?
|
30
|
2
|
94
|
6
|
Apakah
gambar, diagram, tabel, simbolik dan sebagainya yang ditampilkan di dalam
bahan ajar ini dapat membantu Anda dalam memahami konsep stoikiometri?
|
30
|
2
|
94
|
6
|
Apakah
bahasa yang digunakan dalam bahan ajar ini mudah untuk Anda pahami?
|
29
|
3
|
91
|
9
|
Apakah
Anda menyukai penyajian konsep stoikiometri yang disajikan melalui diagram,
bagan, gambar dan sebagainya?
|
30
|
2
|
94
|
6
|
Apakah
penggunaan bahan ajar ini dalam pembelajaran membuat Anda lebih semangat saat belajar?
|
29
|
3
|
91
|
9
|
Apakah
dengan menggunakan bahan ajar ini dapat membuat suasana belajar Anda menjadi
menyenangkan?
|
29
|
3
|
91
|
9
|
Apakah
terdapat perbedaan antara bahan ajar ini dengan bahan ajar yang biasa
digunakan?
|
32
|
0
|
100
|
0
|
Rata-rata
persentase tanggapan positif (%)
|
93,25
|
|||
Rata-rata
persentase tanggapan negatif (%)
|
6,75
|
(Sumber: Data Penelitian)
Berdasarkan data Tabel 3 pada butir pertanyaan 1
diketahui sebesar 91% siswa merasa bahwa bahan ajar yang diberikan membantu
mereka dalam memahami konsep stoikiometri. Siswa beralasan bahwa penjelasan
dalam bahan ajar mudah dimengerti sehingga dapat membantu mereka dalam memahami
konsep stoikiometri. Bahan ajar tersebut mudah dipahami dengan jelas karena ada
gambar, bagan, dan contoh soal yang mendukung. Berikut ini adalah hasil petikan
wanwancara peneliti dengan siswa kelas X3.
Penanya : “Apakah
penyajian materi pada bahan ajar ini mudah dipahami?”
Siswa
1 : “Ia, mudah dipahami karena materi yang disampaikan singkat, cara
penyelesaiannya jelas. Jadi, saya bisa belajar dirumah juga.”
Berdasarkan
hasil wawancara tersebut siswa kelas X3 berpendapat bahwa isi bahan
ajar mudah dipahami karena singkat sehingga mudah dipelajari di rumah.
Berdasarkan
jawaban siswa pada butir pertanyaan 2 diketahui sebesar 94% siswa berpendapat
bahwa contoh soal yang terdapat pada bahan ajar tersebut dapat mempermudah
mereka dalam menyelesaikan soal-soal stoikiometri. Siswa beralasan bahwa
contoh-contoh soal yang terdapat pada bahan ajar mudah dimengerti sehingga
mudah untuk menyelesaikan soal-soal stoikiometri lainnya. Selain itu, contoh
soal yang terdapat pada bahan ajar diberikan lebih dari satu untuk setiap
indikator pembelajaran yang diteliti, sehingga sangat membantu mereka dalam
memahami materi.
Berdasarkan
Tabel 3 pada butir pertanyaan 3 terlihat sebesar 94% siswa menyatakan bahwa
representasi eksternal yang ditampilkan pada bahan ajar membantu mereka dalam
memahami konsep stoikiometri. Dalam hal ini siswa beralasan bahwa dengan adanya
gambar, bagan, dan tabel yang diberikan mempermudah mereka untuk memahami
konsep sehingga siswa tertarik untuk belajar. Persentase tanggapan siswa yang
menyatakan bahwa representasi eksternal pada bahan ajar kurang membantu dalam
memahami konsep stoikiometri adalah sebanyak 2 siswa (6%). Siswa beralasan
bahwa representasi eksternal (gambar) yang diberikan terlalu sedikit, sehingga
kurang membantu dalam memahami konsep tersebut.
Persentase
tanggapan positif siswa yang menyatakan bahwa bahasa yang digunakan dalam bahan ajar mudah untuk dipahami adalah
sebesar 91%. Siswa beralasan bahwa bahasa yang digunakan pada bahan ajar
tersebut singkat dan mudah dimengerti. Berikut ini adalah hasil petikan
wawancara peneliti dengan siswa kelas X3.
Penanya :
“Apakah Riska dapat memahami dengan baik isi dari bahan ajar ini?”
Siswa
1 : “Ya, buk. Isi bahan ajar ini mudah dimengerti. Waktu Ibu menjelaskan
tentang materi ini juga mudah dimengerti.”
Siswa
tersebut berpendapat bahwa penjelasan materi pada bahan ajar yang disampaikan
oleh guru (peneliti) mudah dimengerti. Namun, terdapat tiga siswa (9%) yang
memberikan tanggapan negatif beralasan bahwa bahasa yang digunakan susah
dipahami dan banyak menggunakan istilah. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara
siswa kelas X3 yang diperoleh.
Persentase
tanggapan positif siswa yang menyukai penyajian konsep stoikiometri yang
disajikan melalui gambar, diagram, bagan, dan lainnya sebesar 94%. Siswa
beralasan bahwa konsep yang disampaikan melalui bagan ataupun diagram lebih
mudah dipahami dibandingkan dengan penjelasan menggunakan kata-kata. Selain
itu, siswa juga beralasan bahwa dengan melihat bagan ataupun diagram dapat
mempermudah untuk mengingat konsep tersebut. Senada dengan hal ini Parmin
(2009) menjelaskan bahwa gambar dapat memotivasi belajar siswa dengan menarik
perhatian mereka, menyita perhatiannya serta menggerakkan respon emosionalnya.
Terdapat dua siswa (6%) yang memberikan tanggapan negatif beralasan bahwa bagan
ataupun diagram yang diberikan susah dipahami.
Tanggapan
siswa yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan antara bahan ajar ini dengan
bahan ajar yang biasa digunakan memberikan persentase yang cukup besar yaitu
100%. Secara umum siswa berpendapat bahwa bahan ajar ini lebih mudah
dimengerti. Secara keseluruhan persentase tanggapan positif siswa terhadap
penggunaan bahan ajar berbasis representasi eksternal pada materi stoikiometri
adalah sebesar 93,25%. Sikap positif
tersebut menunjukkan bahwa siswa senang belajar dengan menggunakan bahan ajar
tersebut. Hal ini dikarenakan bahan ajar tersebut dapat mempermudah siswa untuk
memahami konsep stoikiometri.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa penguasaan
konsep siswa pada materi stoikiometri yang diperoleh dari hasil belajar dengan
menggunakan bahan ajar berbasis representasi eksternal tergolong sangat baik
dengan ketuntasan belajar mencapai 90,62% dan hasil tanggapan siswa dan guru
terhadap penggunaan bahan
ajar tersebut menunjukkan respon positif masing-masing sebesar 93,25% dan 100%.
Ucapan Terima Kasih
Begitu banyak bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak dalam penyelesaian penelitian ini. Oleh karena
itu,
saya mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda dan Ibunda yang selalu memberikan do’a, motivasi, dan semangat hingga saya dapat menyelesaikan penelitian ini, kepada Ibu Sri Winarni, Ibu Zarlaida Fitri,
dan Ibu Sy. Rukayah Indra Melina (Guru Kimia Kelas X3) yang telah
banyak membimbing saya dalam proses penelitian dan kepada semua pihak yang
telah membantu terselesaikannya penelitian ini.
Referensi
1.
Achmad, H.
2001. Stoikiometri Energitika Kimia. Bandung:
PT. Citra Aditya Bakti.
2.
Ainsworth,
S., dan Loizou, A.T. 2003. The Effects of Self-explaining When Learning with
Text or Diagrams. Cognitive Science, 27 (2): 669-691.
3.
Arikunto,
S. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
4.
Bishop, M.
2002. An Introduction to Chemistry. Prentice
Hall.
5.
Chang, R. 2005. Kimia Dasar
Konsep-Konsep Inti. Edisi Ketiga Jilid 1 dan 2. Terjemahan Oleh Suminar
Setiati Achmadi. Jakarta: Erlangga.
6.
Clancy, C. 2001. Chemistry 11. New
York: McGraw-Hill.
7.
Corradi,
D., Elen, J., dan Clarebout, G. 2012. Understanding and Enhancing the Use of
Multiple External Representations in Chemistry Education. Journal Science Education Technology, 2: 1.
8.
Effendy.
2008. A-Level Chemistry for Senior High
School Student Volume 1A. Malang: Bayumedia.
9.
Fajaroh,
F., Nazriati, dan Herunata. 2006. Dampak Pembelajaran Kimia yang Menggunakan
Model Penggambaran Mikroskopik terhadap Hasil Belajar Siswa SMA. Jurnal Penelitian Kependidikan, 16 (1):
106-123.
10. Gilbert, J.K. 2008. “Visualization: An Emergent
Field of Practice and Enquiry in Science Education. Dalam Gilbert, J.K.,
Reiner, M., dan Nakhleh, M. (Ed.) 2008. Visualization:
Theory and Practice in Science Education, Models and Modeling in Science
Education. hlm. 3-24. New York: Springer.
11. Gkitzia, V., Salta, K., dan Tzougraki, C. 2010.
Development and Application of Suitable Criteria for the Evaluation of Chemical
Representations in School Textbooks. Chemistry
Education Research and Practice, 11:
5-14.
12.
Jansoon, N., Coll, R.K., dan Somsook, E. 2009. Understanding Mental
Models of Dilution in Thai Students. International
Journal of Environmental and Science Education, 4 (2): 147-168.
13. Keenan, C.W., Kleinfelter, D.C., dan Wood, J.H.
1991. Ilmu Kimia Untuk Universitas. Jakarta:
Erlangga.
14. Kozma, R.B. 2000. “The Use of Multiple
Representations and the Social Construction of Understanding in Chemistry”.
Dalam Jacobson, M. dan Kozma, R.B. (Eds.) Tanpa Tahun. Innovations in Science and Mathematics Education: Advanced Designs for
Technologies of Learning (pp. 11-46). Mahwah, NJ: Erlbaum.
15. Kirsh, D. 2010. Thingking with External
Representations. 25 (2): 441-454.
16. Mammino, L. 2008. “Teaching Chemistry with and
Without External Representations in Professional Environments with Limited
Resources”. Dalam Gilbert, J.K., Reiner, M., dan Nakhleh, M. (Eds.) 2008. Visualization: Theory and Practice in
Science Education, Models and Modeling in Science Education. hlm. 155-185.
New York: Springer.
17.
Oxtoby, D.W., Gillis, H.P., dan
Nachtrieb, N.H. 2001. Prinsip-Prinsip
Kimia Modern. Edisi Keempat Jilid 1. Terjemahan Oleh Suminar Setiati
Achmadi. Jakarta: Erlangga.
18.
Parmin. 2009. “Pengaruh Penggunaan
Media Model dan Gambar terhadap Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Ditinjau
dari Motivasi Belajar Siswa”. Skripsi.
Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
19.
Pujiati, I. 2008. Peningkatan Motivasi dan
Ketuntasan Belajar Matematika melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Jurnal
Ilmiah Kependidikan, 1 (1): 1-20.
20. Reimann, P. 2003. Multimedia Learning: beyond
Modality. Learning and Instruction,
13: 245-252.
21. Salkind, G.M. 2007. Mathematical Representations. George Mason University.
22. Schonborn, K.J., dan Anderson, T.R., 2009. A
Model of Factors Determining Students’ Ability to Interpret External
Representation in Biochemistry. International
Journal of Science Education, 31 (2): 193-232.
23. Treagust, D.F, Chittleborough dan Mamiala.
2003. The Role of Submicroscopic and Symbolic Representations in Chemistry
Explanations. International Journal of
Science Education, 25 (11): 1353-1368.
24.
Usman, M.U. 2006. Menjadi Guru Profesional. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
25.
Wang, Y. 2007. On the Cognitive
Processes of Human Perception with Emotions, Motivations, and Attitudes. Internasional Journal of Cognitive
Informatics and Natural Intelligence, 1 (4): 1-13.
26.
Zanni,
R.J. 2001. How to Solve Word Problem in
Chemistry. New York: McGraw Hill.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar