Selasa, 15 Oktober 2013

Penggunaan Bahan Ajar



HASIL PENELITIAN
Penggunaan Bahan Ajar Berbasis Representasi Eksternal Materi Stoikiometri pada Siswa SMA Negeri 4 Banda Aceh Tahun Pelajaran 2012/2013


Sri Winarni1, Zarlaida Fitri1, Zahratul Adha Mentari2
Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Syiah Kuala, Darusalam Banda Aceh 23111, Indonesia.
-------------------------------------------------------------    
1Dosen Prodi Kimia FKIP Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh.
2Mahasiswa Prodi Kimia FKIP Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh.

  *Corresponding Author: zahratuladhamentari@gmail.com


Abstrak
Telah dilakukan penelitian yang berjudul “Penggunaan Bahan Ajar Berbasis Representasi Eksternal Materi Stoikiometri pada Siswa SMA Negeri 4 Banda Aceh Tahun Pelajaran 2012/2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa dan tanggapan siswa serta guru terhadap penggunaan bahan ajar berbasis representasi eksternal yang digunakan dalam pembelajaran. Jenis pendekatan yang digunakan adalah kualitatif dengan ragam penelitian deskriptif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X3 SMA Negeri 4 Banda Aceh yang berjumlah 32 siswa yang terdiri dari 12 laki-laki dan 20 perempuan. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan bahan ajar berbasis representasi eksternal dilakukan penilaian kognitif. Berdasarkan hasil penilaian tersebut, 90,62% siswa mencapai ketuntasan secara klasikal. Untuk mengetahui tanggapan siswa dan guru terhadap penggunaan bahan ajar berbasis representasi eksternal dilakukan observasi. Berdasarkan hasil observasi diketahui tanggapan positif siswa terhadap penggunaan bahan ajar tersebut adalah 93,25%. Penggunaan bahan ajar berbasis representasi eksternal mendapat respon yang sangat positif (100%) dari guru kimia kelas X SMA Negeri 4 Banda Aceh. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa tertarik, senang, dan termotivasi belajar kimia dengan menggunakan bahan ajar berbasis representasi eksternal.

Kata kunci : bahan ajar, representasi eksternal, stoikiometri.




Pendahuluan
Latar Belakang Masalah
Ilmu kimia merupakan disiplin ilmu yang mempelajari materi, sifat, perubahan, dan energi yang menyertai perubahan materi tersebut. Ilmu kimia dianggap sebagai salah satu mata pelajaran yang sukar dimengerti oleh siswa karena sebagian besar konsep kimia bersifat abstrak. Akibatnya, siswa kesulitan dalam memahami fenomena kimia yang terjadi. Banyaknya konsep kimia yang bersifat abstrak memungkinkan terjadinya salah penafsiran pada siswa. Oleh karena itu, diperlukan pengembangan konseptual yang melibatkan representasi kimia untuk mengatasi kesulitan dalam memahami fenomena kimia.

Representasi dalam ilmu pengetahuan dan matematika dipahami sebagai alat untuk mempelajari konsep-konsep abstrak, memahami, menyelidiki, dan memecahkan suatu masalah (Corradi dkk., 2012). Menurut Goldin dan Shteingold (dalam Salkind, 2007) terdapat dua tipe representasi yaitu eksternal dan internal. Representasi eksternal adalah gambar dan grafis dari fenomena di dunia luar yang mengandung hubungan spasial dan tanda-tanda topografi (Schonborn dan Anderson, 2009). Representasi eksternal memungkinkan penyampaian penjelasan yang efektif kepada siswa mengenai suatu konsep dan membuat representasi tersebut lebih jelas dengan menarik perhatian siswa. Cara ini dapat membantu mengatasi kesulitan yang dihadapi siswa dalam membaca teks-teks ilmu pengetahuan (Mallinson dkk. dalam Mammino, 2008). Lebih lanjut Kirsh (2010) menyatakan bahwa berfikir dengan menggunakan representasi eksternal dapat meningkatkan daya kognitif individu. Adapun representasi internal berhubungan dengan perubahan sikap siswa, pemahaman siswa, dan strategi pemecahan masalah.

Penelitian terkait mengenai pembelajaran konsep kimia berbasis representasi eksternal ini ialah seperti yang dilakukan oleh Reimann (2003) bahwa ilmu kimia menggunakan representasi yang berbeda-beda untuk tujuan yang berbeda. Sebagai contoh, menggunakan diagram untuk menjelaskan tentang komposisi dari senyawa dan menggunakan persamaan kimia untuk menjelaskan prosedur yang dibutuhkan pada sintesis kimia. Pada penelitian lain, seperti yang dilakukan oleh Ainsworth dan Loizou (2003) telah ditemukan bahwa penggunaan diagram memberi pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan penggunaan teks-teks, dalam meningkatkan kemampuan (keterampilan) metakognitif.

Dalam proses belajar-mengajar, bahan ajar berperan membantu guru menyampaikan suatu konsep pembelajaran maupun siswa untuk mempelajarinya. Dalam ilmu kimia, bahan ajar hendaknya berisi tiga level representasi kimia yang saling berkaitan satu sama lainya, yaitu: makroskopis, mikroskopis, dan simbolik. Ahli kimia mampu memvisualisasikan fenomena kimia dengan mudah ketika mereka menghadapinya pada setiap tingkat representasi. Visualisasi dari fenomena kimia disebut representasi eksternal. Representasi eksternal dapat berupa representasi makroskopis, mikroskopis, dan simbolik (Gkitzia dkk., 2010). Lebih lanjut Kozma (2000:6) menyatakan bahwa “Representasi simbolik dalam ilmu kimia meliputi diagram, persamaan, dan rumus kimia”. Persamaan reaksi dan rumus kimia merupakan suatu hal penting untuk mempelajari materi stoikiometri.

Stoikiometri merupakan salah satu mata pelajaran kimia yang dominan menggunakan perhitungan. “Stoikiometri menyangkut cara (perhitungan kimia) untuk menimbang dan menghitung spesi-spesi kimia atau dengan kata lain, stoikiometri adalah kajian tentang hubungan-hubungan kuantitatif dalam reaksi kimia” (Achmad, 2001:1). Pada umumnya, untuk mengkomunikasikan dan memikirkan konsep matematika dalam stoikiometri, harus merepresentasikannya dalam beberapa cara. Komunikasi memerlukan penyajian eksternal (illustrasi nyata), memilih kata-kata dalam percakapan yang mudah dipahami, memilih simbol-simbol, gambar-gambar, atau objek nyata. Pada sisi lain, untuk memikirkan konsep stoikiometri, diperlukan penyajian konsep tersebut secara internal, dengan cara memberi kesempatan pada siswa untuk menelaah apa saja yang terkandung dalam konsep stoikiometri. Hukum-hukum dasar kimia merupakan pernyataan singkat yang mengungkap fakta dari keteraturan hasil eksperimen para saintis terdahulu. Hukum-hukum dasar kimia menjadi dasar dari semua perhitungan stoikiometri.

Umumnya dalam menyampaikan materi stoikiometri masih kurang menggunakan representasi eksternal. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari guru kimia SMAN 4 Banda Aceh, sebagian siswa sulit memahami konsep stoikiometri karena konsep tersebut umumnya membahas tentang perhitungan dalam ilmu kimia. Hal tersebut menyebabkan hasil belajar yang diperoleh siswa tidak mencapai KKM. Nilai KKM pada materi stoikiometri tahun pelajaran 2011/2012 di SMA tersebut ialah 68. Oleh karena itu, salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi kesulitan tersebut adalah membuat bahan ajar berbasis representasi eksternal. Bahan ajar ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai konsep dan menarik untuk dibaca sehingga siswa lebih mudah memahami konsep stoikiometri. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, telah dilakukan penelitian berjudul “Penggunaan Bahan Ajar Berbasis Representasi Eksternal Materi Stoikiometri pada Siswa SMA Negeri 4 Banda Aceh Tahun Pelajaran 2012/2013”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar yang diperoleh siswa dengan menggunakan bahan ajar berbasis representasi eksternal pada materi stoikiometri dan menganalisis tanggapan guru dan siswa terhadap bahan ajar berbasis representasi eksternal yang digunakan dalam pembelajaran pada materi stoikiometri.

Metode Penelitian
Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Adapun jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif (noneksperimen). Penelitian berfokus pada hasil belajar siswa, dan tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar berbasis representasi eksternal pada materi stoikiometri.

Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 4 Banda Aceh yang terletak di Jalan P.T. Nyak Makam Banda Aceh. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Oktober 2012 sampai dengan pengambilan data pada bulan Januari 2013.

Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 4 Banda Aceh yang dipilih sebanyak satu kelas, yaitu kelas X3 semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013 dengan jumlah 32 siswa yang terdiri dari 12 laki-laki dan 20 perempuan. Pengambilan subjek penelitian dilakukan secara purposive sampling (sampel bertujuan). Sampel bertujuan yang dimaksud karena di kelas X3, semangat siswa untuk belajar kimia masih kurang sehingga perlu diterapkan bahan ajar yang sesuai dengan materi pembelajaran.

Teknik Pengumpulan Data
Hasil Belajar Kognitif
Tes hasil belajar kognitif berupa tes tertulis untuk mengetahui bagaimana hasil belajar yang diperoleh siswa dengan menggunakan bahan ajar berbasis representasi eksternal. Tes yang diberikan berupa soal-soal yang dibuat sesuai dengan kurikulum KTSP 2006 pada materi stoikiometri. Nilai hasil tes tersebut dibandingkan dengan nilai KKM yang telah ditetapkan di sekolah tersebut pada materi stoikiometri sebesar 68.

Respon Siswa dan Guru terhadap Bahan Ajar
Angket diberikan untuk mengumpulkan data mengenai respon atau tanggapan siswa dan guru terhadap bahan ajar berbasis representasi eksternal pada materi stoikiometri. Angket yang digunakan ialah angket yang bersifat tertutup dan terbuka. Respon siswa dan guru yang diperoleh melalui angket, dilengkapi dengan wawancara. Siswa yang diwawancarai dipilih berdasarkan rentang hasil belajar, yaitu kelompok atas, menengah, dan bawah masing-masing sebanyak satu siswa.

Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa bahan ajar berbasis representasi eksternal, tes hasil belajar kognitif yang berbentuk tes tertulis, dan angket.

Validitas Instrumen
Validitas bahan ajar yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelayakan isi, kebahasaan, dan penyajian. Validasi soal tes, titik berat penilaiannya adalah kekomunikatifan redaksional (bahasa) tiap-tiap butir soal dan kandungan konsep yang diteliti. Validitas ditetapkan berdasarkan penilaian dan pertimbangan dua orang dosen Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala. Konsistensi antar penilai atau keterhandalannya dilakukan dengan cara menghitung rata-rata persentase pemberian skor tim penilai. Secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 1.






Tabel 1. Ringkasan Hasil Validasi Instrumen

Validator
Pemberian Skor (%)
0
1
2
Drs. Syahrial, M.Si
0
0
100
Muhammad Nazar, S.Pd., M.Sc ST
0
0
100
Rerata
0
0
100
(Sumber: Data Penelitian)

Reliabilitas Instrumen
Uji reliabilitas dilakukan pada siswa yang tidak termasuk sampel penelitian. Instrumen tes dalam penelitian ini diujicobakan pada tanggal 16 Januari 2013 kepada siswa kelas X1 SMA Negeri 4 Banda Aceh. Pengujian reliabilitas instrumen tes objektif dalam penelitian ini menggunakan rumus K-R 20. “Pengujian reliabilitas dengan jumlah butir pertanyaan ganjil dapat dilakukan dengan menggunakan rumus K-R 20” (Arikunto, 2010:230).

Untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen, langkah selanjutnya adalah dengan mengkonsultasikan harga r11 dengan tabel r product moment. Instrumen dikatakan valid, jika harga r11 lebih besar dari harga rt(5%) dan rt(1%) (Arikunto, 2010). Berdasarkan tabel r product moment diketahui bahwa dengan jumlah responden sebanyak 32 siswa, harga rt(5%) = 0,349 dan harga rt(1%) = 0,449. Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas diperoleh hasil r11 = 0,55. Dengan demikian, instrumen tes tersebut reliabel karena harga r11 lebih besar dari harga rt(5%) dan rt(1%).

Teknik Analisis Data
Data Hasil Belajar Kognitif
Untuk mengetahui tingkat ketuntasan belajar siswa secara individual, peneliti mengacu pada KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) yang ditetapkan di sekolah tersebut. Persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal dihitung dengan menggunakan rumus persentase.

Data Respon Siswa dan Guru terhadap Bahan Ajar
Data tentang respon siswa dan guru terhadap bahan ajar berbasis representasi eksternal dianalisis menggunakan statistik deskriptif dengan persentase. Persentase dari setiap respon siswa dan guru diperoleh dengan membagi jumlah respon siswa tiap pertanyaan yang muncul dengan jumlah seluruh siswa dikali seratus persen.


Hasil dan Pembahasan
Hasil Belajar Siswa
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar yang diperoleh siswa baik secara individual maupun klasikal dengan menggunakan bahan ajar berbasis representasi eksternal. Hasil belajar siswa diperoleh melalui tes objektif yang diberikan sebanyak 15 butir soal di akhir pembelajaran, yaitu pada pertemuan ketiga. Hasil dari tes yang telah diberikan diperoleh nilai tertinggi 93,33 dan terendah 66,66. Ketuntasan hasil belajar dapat dilihat dengan membandingkan nilai yang diperoleh siswa dengan patokan nilai KKM. Nilai KKM yang sudah ditentukan di SMA Negeri 4 Banda Aceh pada materi perhitungan kimia (stoikiometri) adalah 68, sebagai ukuran ketuntasan individual. Hal ini menunjukkan bahwa materi stoikiometri dianggap tuntas secara individual, jika siswa tersebut memperoleh nilai minimal 68. Hasil belajar siswa yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil Belajar Siswa Kelas X3 SMA Negeri 4 Banda Aceh Materi Stoikiometri

No
Inisial Nama
Nilai
Ketuntasan (KKM ≥ 68)
(1)
(2)
(3)
(4)
1
AA
93,33
Tuntas
2
AT
66,66
Tidak Tuntas
3
AD
86,66
Tuntas
4
AH
93,33
Tuntas
5
AF
86,66
Tuntas
6
AHN
66,66
Tidak Tuntas
7
AN
93,33
Tuntas
8
AND
93,33
Tuntas
9
AY
86,66
Tuntas
10
CR
86,66
Tuntas
11
DM
86,66
Tuntas
12
DD
80,00
Tuntas
13
IH
86,66
Tuntas
14
KJ
80,00
Tuntas
15
MR
86,66
Tuntas
16
MS
86,66
Tuntas
17
NA
86,66
Tuntas
18
OY
86,66
Tuntas
19
PD
80,00
Tuntas
20
QN
86,66
Tuntas
21
RC
86,66
Tuntas
22
RF
93,33
Tuntas
23
RH
86,66
Tuntas
24
RR
86,66
Tuntas
25
RS
86,66
Tuntas
26
RP
93,33
Tuntas
27
RW
86,66
Tuntas
(1)
(2)
(3)
(4)
28
SL
93,33
Tuntas
29
SS
86,66
Tuntas
30
TM
93,33
Tuntas
31
UU
66,66
Tidak Tuntas
32
YE
86,66
Tuntas
Jumlah
2746,50
-
Rata-rata
85,83
-
Persentase (%) ketuntasan
90,62
-
(Sumber: Data penelitian)

Berdasarkan data hasil penelitian, diketahui sebanyak 29 (90,62%) siswa dikatakan tuntas secara individual. Menurut Pujiati (2008), ketuntasan belajar siswa secara individual tercapai, jika siswa dapat menguasai materi pembelajaran sebesar 75%. Lebih lanjut, Erman (dalam Pujiati) menambahkan bahwa ketuntasan belajar siswa secara klasikal ialah sebesar 80%. Hal ini menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa kelas X3 setelah menggunakan bahan ajar berbasis representasi eksternal pada materi stoiokiometri sangat baik.

Tingkat ketuntasan yang tinggi tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar siswa dapat memahami dengan baik dan mudah mengenai materi stoikiometri dengan menggunakan bahan ajar berbasis representasi eksternal. Hal ini dikarenakan bahan ajar tersebut berbasis gambar, bagan, makroskopis, submikroskopis, simbolik, dan sebagainya yang dapat membantu siswa untuk memahami suatu materi atau konsep dengan mudah. Usman (2006:11) menyatakan bahwa “Sebagai fasilitator guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar yang berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar mengajar, baik yang berupa nara sumber, buku teks, atau majalah”.

Berdasarkan Tabel 2 juga memperlihatkan bahwa hasil belajar yang diperoleh siswa masih belum maksimal, karena tidak ada siswa yang mendapatkan nilai sempurna dan masih terdapat beberapa siswa yang belum tuntas. Hal ini mungkin disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya pengaturan waktu penempatan jam pelajaran yang kurang baik. Mata pelajaran kimia kelas X3 ditempatkan setelah jam pelajaran olahraga, yaitu pada jam ke 5-6 lebih tepatnya pada jam 10.30-11.50 WIB.  Hal ini, terkadang membuat beberapa siswa kurang berkonsentrasi saat belajar ataupun ulangan. Oleh karena itu, perlu kiranya untuk mempertimbangkan mata pelajaran kimia dan beberapa mata pelajaran eksakta lainnya agar dapat dijadwalkan pada jam pelajaran yang lebih awal misalnya pada jam ke 1-2 atau 3-4. Hal ini dikarenakan pada saat tersebut pikiran siswa masih segar dan mudah untuk menerima pelajaran.

Tanggapan Guru terhadap Penggunaan Bahan Ajar
Tanggapan guru terhadap penggunaan bahan ajar diketahui melalui angket yang berisi pertanyaan-pertanyaan untuk menilai bahan ajar dari segi isi, bahasa, dan tampilan. Adapun jumlah guru yang diminta pendapatnya mengenai bahan ajar ini ialah sebanyak 4 orang. Satu diantaranya merupakan guru kimia kelas X3. Kemudian dilakukan wawancara kepada guru kimia kelas X3 mengenai bahan ajar tersebut. Hal ini dilakukan untuk memperkuat data penelitian.

Berdasarkan data tersebut, menunjukkan bahwa bahan ajar berbasis representasi eksternal yang diberikan kepada siswa mendapat respon yang sangat positif (100%) dari guru kimia kelas X di SMA Negeri 4 Banda Aceh, khususnya guru kimia kelas X3. Tanggapan guru terhadap isi bahan ajar tergolong sangat baik. Guru-guru tersebut berpendapat bahwa isi bahan ajar sesuai dengan kompetensi dasar, mengandung konsep yang benar, serta mengandung keluasan dan kedalaman materi yang cukup untuk mempelajari stoikiometri.

Tanggapan guru mengenai kebahasaan dan penyajian bahan ajar sangat baik. Mereka menyatakan bahwa bahan ajar ini sudah menggunakan bahasa yang baik dan benar, serta mudah dipahami. Urutan penyajian materi pada bahan ajar ini sudah sistematis dan sesuai dengan indikator pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara guru kimia kelas X3 berpendapat bahwa bahan ajar ini dapat digunakan untuk menyampaikan materi stoikiometri. Berikut ini adalah hasil petikan wawancara peneliti dengan guru kimia kelas X3.
Penanya           : “Sepengetahuan Ibu, dapatkah bahan ajar ini digunakan untuk menjelaskan suatu materi?”
Guru                 : “Ya, bahan ajar ini dapat digunakan untuk menjelaskan suatu materi.”
Penanya           : “ Bagaimanakah tanggapan Ibu terhadap bahan ajar ini?”
Guru                 : “Bahan ajar ini bagus, bahan ajar ini juga dapat membuat pembelajaran lebih bervariatif dan anak didik akan lebih mudah memahami dengan menggunakan bahan ajar seperti ini.”

Guru kimia kelas X3 mengatakan bahwa bahan ajar tersebut dapat membuat pembelajaran lebih bervariatif dan siswa lebih mudah memahami materi dengan menggunakan bahan ajar tersebut. Berdasarkan data penelitian, ketuntasan hasil belajar yang diperoleh siswa sangat tinggi. Hal ini sesuai dengan penjelasan Fajaroh dkk. (2006) bahwa penggunaan bahan ajar yang digunakan membangkitkan motivasi belajar siswa, sehingga peluang mendapatkan nilai tinggi menjadi lebih terbuka.

Tanggapan Siswa terhadap Penggunaan Bahan Ajar
Siswa diminta untuk mengisi lembaran angket yang telah tersedia di akhir pembelajaran pada pertemuan terakhir (pertemuan ketiga). Pengisian angket bertujuan untuk mengetahui perasaan, minat, dan pendapat siswa mengenai penggunaan bahan ajar berbasis representasi eksternal. Hasil tanggapan siswa yang telah dikumpulkan disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Tanggapan Siswa terhadap Penggunaan Bahan Ajar Berbasis Representasi Eksternal Materi Stoikiometri
Pertanyaan Angket
Jumlah siswa menjawab
Persentase Jawaban (%)
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Apakah bahan ajar ini dapat lebih mempermudah Anda memahami konsep stoikiometri?
29
3
91
9
Apakah contoh-contoh soal yang diberikan di dalam bahan ajar ini dapat mempermudah Anda untuk menyelesaikan soal-soal stoikiometri?
30
2
94
6
Apakah gambar, diagram, tabel, simbolik dan sebagainya yang ditampilkan di dalam bahan ajar ini dapat membantu Anda dalam memahami konsep stoikiometri?
30
2
94
6
Apakah bahasa yang digunakan dalam bahan ajar ini mudah untuk Anda pahami?
29
3
91
9
Apakah Anda menyukai penyajian konsep stoikiometri yang disajikan melalui diagram, bagan, gambar dan sebagainya?
30
2
94
6
Apakah penggunaan bahan ajar ini dalam pembelajaran membuat Anda lebih semangat saat belajar?       
29
3
91
9
Apakah dengan menggunakan bahan ajar ini dapat membuat suasana belajar Anda menjadi menyenangkan?
29
3
91
9
Apakah terdapat perbedaan antara bahan ajar ini dengan bahan ajar yang biasa digunakan? 
32
0
100
0
Rata-rata persentase tanggapan positif (%)
93,25
Rata-rata persentase tanggapan negatif (%)
6,75
(Sumber: Data Penelitian)

Berdasarkan data Tabel 3 pada butir pertanyaan 1 diketahui sebesar 91% siswa merasa bahwa bahan ajar yang diberikan membantu mereka dalam memahami konsep stoikiometri. Siswa beralasan bahwa penjelasan dalam bahan ajar mudah dimengerti sehingga dapat membantu mereka dalam memahami konsep stoikiometri. Bahan ajar tersebut mudah dipahami dengan jelas karena ada gambar, bagan, dan contoh soal yang mendukung. Berikut ini adalah hasil petikan wanwancara peneliti dengan siswa kelas X3.
Penanya           : “Apakah penyajian materi pada bahan ajar ini mudah dipahami?”
Siswa 1            : “Ia, mudah dipahami karena materi yang disampaikan singkat, cara penyelesaiannya jelas. Jadi, saya bisa belajar dirumah juga.”
Berdasarkan hasil wawancara tersebut siswa kelas X3 berpendapat bahwa isi bahan ajar mudah dipahami karena singkat sehingga mudah dipelajari di rumah.

Berdasarkan jawaban siswa pada butir pertanyaan 2 diketahui sebesar 94% siswa berpendapat bahwa contoh soal yang terdapat pada bahan ajar tersebut dapat mempermudah mereka dalam menyelesaikan soal-soal stoikiometri. Siswa beralasan bahwa contoh-contoh soal yang terdapat pada bahan ajar mudah dimengerti sehingga mudah untuk menyelesaikan soal-soal stoikiometri lainnya. Selain itu, contoh soal yang terdapat pada bahan ajar diberikan lebih dari satu untuk setiap indikator pembelajaran yang diteliti, sehingga sangat membantu mereka dalam memahami materi.

Berdasarkan Tabel 3 pada butir pertanyaan 3 terlihat sebesar 94% siswa menyatakan bahwa representasi eksternal yang ditampilkan pada bahan ajar membantu mereka dalam memahami konsep stoikiometri. Dalam hal ini siswa beralasan bahwa dengan adanya gambar, bagan, dan tabel yang diberikan mempermudah mereka untuk memahami konsep sehingga siswa tertarik untuk belajar. Persentase tanggapan siswa yang menyatakan bahwa representasi eksternal pada bahan ajar kurang membantu dalam memahami konsep stoikiometri adalah sebanyak 2 siswa (6%). Siswa beralasan bahwa representasi eksternal (gambar) yang diberikan terlalu sedikit, sehingga kurang membantu dalam memahami konsep tersebut.

Persentase tanggapan positif siswa yang menyatakan bahwa bahasa yang digunakan dalam  bahan ajar mudah untuk dipahami adalah sebesar 91%. Siswa beralasan bahwa bahasa yang digunakan pada bahan ajar tersebut singkat dan mudah dimengerti. Berikut ini adalah hasil petikan wawancara peneliti dengan siswa kelas X3.
Penanya           : “Apakah Riska dapat memahami dengan baik isi dari bahan ajar ini?”
Siswa 1            : “Ya, buk. Isi bahan ajar ini mudah dimengerti. Waktu Ibu menjelaskan tentang materi ini juga mudah dimengerti.”
Siswa tersebut berpendapat bahwa penjelasan materi pada bahan ajar yang disampaikan oleh guru (peneliti) mudah dimengerti. Namun, terdapat tiga siswa (9%) yang memberikan tanggapan negatif beralasan bahwa bahasa yang digunakan susah dipahami dan banyak menggunakan istilah. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara siswa kelas X3 yang diperoleh.

Persentase tanggapan positif siswa yang menyukai penyajian konsep stoikiometri yang disajikan melalui gambar, diagram, bagan, dan lainnya sebesar 94%. Siswa beralasan bahwa konsep yang disampaikan melalui bagan ataupun diagram lebih mudah dipahami dibandingkan dengan penjelasan menggunakan kata-kata. Selain itu, siswa juga beralasan bahwa dengan melihat bagan ataupun diagram dapat mempermudah untuk mengingat konsep tersebut. Senada dengan hal ini Parmin (2009) menjelaskan bahwa gambar dapat memotivasi belajar siswa dengan menarik perhatian mereka, menyita perhatiannya serta menggerakkan respon emosionalnya. Terdapat dua siswa (6%) yang memberikan tanggapan negatif beralasan bahwa bagan ataupun diagram yang diberikan susah dipahami.

Tanggapan siswa yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan antara bahan ajar ini dengan bahan ajar yang biasa digunakan memberikan persentase yang cukup besar yaitu 100%. Secara umum siswa berpendapat bahwa bahan ajar ini lebih mudah dimengerti. Secara keseluruhan persentase tanggapan positif siswa terhadap penggunaan bahan ajar berbasis representasi eksternal pada materi stoikiometri adalah  sebesar 93,25%. Sikap positif tersebut menunjukkan bahwa siswa senang belajar dengan menggunakan bahan ajar tersebut. Hal ini dikarenakan bahan ajar tersebut dapat mempermudah siswa untuk memahami konsep stoikiometri.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa penguasaan konsep siswa pada materi stoikiometri yang diperoleh dari hasil belajar dengan menggunakan bahan ajar berbasis representasi eksternal tergolong sangat baik dengan ketuntasan belajar mencapai 90,62% dan hasil tanggapan siswa dan guru terhadap penggunaan bahan ajar tersebut menunjukkan respon positif masing-masing sebesar 93,25% dan 100%.

Ucapan Terima Kasih
Begitu banyak bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak dalam penyelesaian penelitian ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda dan Ibunda yang selalu memberikan do’a, motivasi, dan semangat hingga saya dapat menyelesaikan penelitian ini, kepada Ibu Sri Winarni, Ibu Zarlaida Fitri, dan Ibu Sy. Rukayah Indra Melina (Guru Kimia Kelas X3) yang telah banyak membimbing saya dalam proses penelitian dan kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya penelitian ini.
Referensi
1.        Achmad, H. 2001. Stoikiometri Energitika Kimia. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
2.        Ainsworth, S., dan Loizou, A.T. 2003. The Effects of Self-explaining When Learning with Text or Diagrams. Cognitive Science, 27 (2): 669-691.
3.        Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
4.        Bishop, M. 2002. An Introduction to Chemistry. Prentice Hall.
5.        Chang, R. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti. Edisi Ketiga Jilid 1 dan 2. Terjemahan Oleh Suminar Setiati Achmadi. Jakarta: Erlangga.
6.        Clancy, C. 2001. Chemistry 11. New York: McGraw-Hill.
7.        Corradi, D., Elen, J., dan Clarebout, G. 2012. Understanding and Enhancing the Use of Multiple External Representations in Chemistry Education. Journal Science Education Technology, 2: 1.
8.        Effendy. 2008. A-Level Chemistry for Senior High School Student Volume 1A. Malang: Bayumedia.
9.        Fajaroh, F., Nazriati, dan Herunata. 2006. Dampak Pembelajaran Kimia yang Menggunakan Model Penggambaran Mikroskopik terhadap Hasil Belajar Siswa SMA. Jurnal Penelitian Kependidikan, 16 (1): 106-123.
10.     Gilbert, J.K. 2008. “Visualization: An Emergent Field of Practice and Enquiry in Science Education. Dalam Gilbert, J.K., Reiner, M., dan Nakhleh, M. (Ed.) 2008. Visualization: Theory and Practice in Science Education, Models and Modeling in Science Education. hlm. 3-24. New York: Springer.
11.     Gkitzia, V., Salta, K., dan Tzougraki, C. 2010. Development and Application of Suitable Criteria for the Evaluation of Chemical Representations in School Textbooks. Chemistry Education Research and Practice, 11: 5-14.
12.     Jansoon, N., Coll, R.K., dan Somsook, E. 2009. Understanding Mental Models of Dilution in Thai Students. International Journal of Environmental and Science Education, 4 (2): 147-168.
13.     Keenan, C.W., Kleinfelter, D.C., dan Wood, J.H. 1991. Ilmu Kimia Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.
14.     Kozma, R.B. 2000. “The Use of Multiple Representations and the Social Construction of Understanding in Chemistry”. Dalam Jacobson, M. dan Kozma, R.B. (Eds.) Tanpa Tahun. Innovations in Science and Mathematics Education: Advanced Designs for Technologies of Learning (pp. 11-46). Mahwah, NJ: Erlbaum.
15.     Kirsh, D. 2010. Thingking with External Representations. 25 (2): 441-454.
16.     Mammino, L. 2008. “Teaching Chemistry with and Without External Representations in Professional Environments with Limited Resources”. Dalam Gilbert, J.K., Reiner, M., dan Nakhleh, M. (Eds.) 2008. Visualization: Theory and Practice in Science Education, Models and Modeling in Science Education. hlm. 155-185. New York: Springer.
17.     Oxtoby, D.W., Gillis, H.P., dan Nachtrieb, N.H. 2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modern. Edisi Keempat Jilid 1. Terjemahan Oleh Suminar Setiati Achmadi. Jakarta: Erlangga.
18.     Parmin. 2009. “Pengaruh Penggunaan Media Model dan Gambar terhadap Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa”. Skripsi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
19.     Pujiati, I. 2008. Peningkatan Motivasi dan Ketuntasan Belajar Matematika melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Jurnal Ilmiah Kependidikan, 1 (1): 1-20.
20.     Reimann, P. 2003. Multimedia Learning: beyond Modality. Learning and Instruction, 13: 245-252.
21.     Salkind, G.M. 2007. Mathematical Representations. George Mason University.
22.     Schonborn, K.J., dan Anderson, T.R., 2009. A Model of Factors Determining Students’ Ability to Interpret External Representation in Biochemistry. International Journal of Science Education, 31 (2): 193-232.
23.     Treagust, D.F, Chittleborough dan Mamiala. 2003. The Role of Submicroscopic and Symbolic Representations in Chemistry Explanations. International Journal of Science Education, 25 (11): 1353-1368.
24.  Usman, M.U. 2006. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
25.  Wang, Y. 2007. On the Cognitive Processes of Human Perception with Emotions, Motivations, and Attitudes. Internasional Journal of Cognitive Informatics and Natural Intelligence, 1 (4): 1-13.
26.  Zanni, R.J. 2001. How to Solve Word Problem in Chemistry. New York: McGraw Hill.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar