Jumat, 15 November 2013

BUDIDAYA PADI DI LAHAN GAMBUT



BUDIDAYA PADI DI LAHAN GAMBUT

Selama ini lahan gambut dinilai kurang produktif. Jika ditanami hasil rendah. Sesungguhnya rendahnya produktivitas usahatani dilahan gambut karena keadaan biofisik yang berbeda dengan tanah daratan lainnya. Keadaan biofisik lahan gambut ditandai oleh pH rendah, tinggi konsentrasi asam-asam organic seperti zat aluminium (Al)  dan besi (Fe) sehingga  pertumbuhan tanaman akan terganggu. Kendala biofisik lahan yang kurang baik tersebut belum mampu diatasi oleh petani, walaupun untuk kebutuhan pangan dan biaya hidup para petani tetap mengelola lahan tersebut setiap tahun.
Untuk mengatasi hal itu, di lahan gambut perlu diterapkan teknologi usahatani sederhana sehingga produktifitas lahan dapat ditingkatkan dan menguntungkan. Dari hasil percobaan yang dilakukan oleh lembaga penelitian di Aceh, produktivitas lahan gambut dapat ditingkat melalui perbaikan usahatani  sampai 75 – 100 % dari produksi semula.

Teknologi Budidaya
Komponen utama teknologi budidaya di lahan gambut adalah bagaimana menetrasilir kelebihan kandungan zat aluminium (Al) dan besi (Fe) di dalam tanah yang dapat menjadi racun bagi tanaman padi. Untuk itu digunakan  kapur pertanian dan perbaikan budidaya. Dengan demikian ph tanah yang rendah dapat ditingkatkan dan kelebihan Al dan Fe di dalam tanah dapat diikat sehingga tanah menjadi netral. Ada beberapa anjuran usahatani sbb:
1.   Penyiapan lahan.
Semak belukar dan rumput-rumputan ditebang dan untuk memudahkan pengolahan tanah, jika telah kering dibakar. Selanjutnya perbaiki drainase lahan dengan menggali saluran  di sekeliling lahan dan juga di dalam areal lahan. Saluran di sekeliling lahan digali lebih dalam yaitu lebar 40 – 50 cm dan dalam 50 – 75 cm. Saluran ini berfungsi sebagai saluran pembuang. Selanjutnya gali pula saluran di dalam areal lahan sedalam 20 cm dengan lebar 20m – 30 cm. Saluran di dalam areal tersebut digali setiap 10 meter.
Guna saluran ini untuk menurunkan pH dan menetrasilir zat-zat yang berlebih tadi. Lakukan pengolahan tanah sebagaimana lazim dilakukan  untuk penanaman padi. Penyiapan lahan dilakukan serendak dalam sehamparan sehingga akan meudahkan dalam pemanfaatan tenaga kerja sehingga efektif dalam berusaha.
2.   Gunakan varietas padi yang tepat untuk bibit.
Ada beberapa varietas yang cocok untuk lahan gambut yang diperbaiki adalah sbb:

Varietas
Umur Tanaman
Produksi
Rasa Nasi
Cisadane
135
4-7
Pulen
Cisangarung
125
4-7
Pulen
IR-42
135
4-7
Pulen
IR-46
115
4-7
Pulen
Kapuas
125
4-7
Pulen
Lematang
130
5-7
Pera
Sililin
125
4-6
Pera
Way seputih
125
4-7
Pulen

3.   Perlakukan benih dengan baik.
Syarat benih yang baik:
·  Daya kecambah 90 %.
·  Tidak bercampur dengan benih lain dan rumput.

4.   Lakukan penyemaian benih dengan baik.
Ada dua hal yang dilakukan dengan baik yaitu: menyiapkan areal persemaian dan menyiapkan benih. Areal persemaian diolah dengan baik dan diberi pupuk dengan cukup. Berilah pupuk organic (kotoran hewan atau kompos) secukupnya. Jika diberi pupuk anorganik lakukanlah dengan dosis/meter:   10 gr urea, 14 gr SP36 dan 10 KCl.
Tabur benih secara jarang sehingga pertumbuhan benih akan sempurna. Penaburan benih system tersebut dan penanaman satu batang/lubang kebutuhan benih hanya 7 – 10 kg/ha. Pindahkanlah benih ke lahan sawah tidak lebih dari umur 15 hari setelah semai. Penanaman umur bibit muda dapat lebih cepat beradaptasi dengan lahan sawah dan dapat tumbuh lebih sempurna.
5.   Penanaman dan jadwal tanam.
Lakukan penanaman dan jadwal tanam yang tepat. Penanaman dilakukan pada awal musim hujan sehingga tanaman tidak kekurangan air dan air pengairan menjadi netral dari Al dan Fe yang dianggap berbahaya. Hasil pengujian di pantai barat Aceh penunjukkan bahwa jadwal tanam yang relative tepat adalah  Misim Tanam I dilakukan Oktober – Nopember, dan Musim tanam ke II dilakukan pada Maret atau April. Walaupun demikian, Keujruen Blang akan mengamati perkembangan iklim yang cocok baik terhadap ketersediaan air maupun perkembangan hama tanaman.
Bibit padi ditanam satu batang/lubang tanam. Cara ini dapat menghemat benih padi dan dapat meningkatkan jumlah anakan produktif.
Padi ditanam dengan pola tandur jajar dengan jarak tanam 30 x 30 cm dan setiap tujuh baris tanaman dibuat lorong selebar 50 cm. Keuntungan tanam pola tandur jajar dan lorong adalah mudah dalam perawatan tanaman baik  penyiangan maupun mengendalian hama.

6.   Peberian kapur pertanian.
Untuk menetralkan pH rendah dan kandungan AL dan Fe yang tinggi dapat dilakukan dengan pemberian kapur pertanian (kapur gunung). Pada saat kapur gunung sulit diperoleh boleh diganti dengan abu sekam yang sudah terbakar habis berwarna keabu-abuan (abee guesok). Kapur atau abu sekam diberikan sejumlah 1 ton/ha dan ditabur merata diareal sawah pada saat tanah diolah sehingga kapur tersebut dapat bercampur sempurna dengan tanah.
7.   Pemupukan
Berikan pupuk dengan dosis yang tepat. Pupuk SP36 sejumlah 130 kg/ha dan KCl 100 kg/ha diberikan seluruhnya sehari sebelum tanam atau pada saat tanam. Sedangkan dosis urea 250  kg/ha diberikan tiga kali yaitu 75 kg saat tanam,  100 kg 4 minggu setelah tanam, dan 75 kg diberikan  7 minggu setelah tanam. Saat pemberian pupuk dan kapur air macak-macak (setinggi 1-2 m dimuka tanah) sehingga pupukdapat dimanfaatkan secara optimal.
8.   Perawatan dan panen
Perawatan tanaman sama seperti perawatan tanaman padi dilahan lainnya, seperti penyiangan dan pengendalian hama penyakit. Yang perlu diwaspadai adalah gangguan tikus, hama orong-orong, kepinding tanah (bana), walang sangit (guesong) dan wereng. Untuk gangguan hama-hama ini kendalikan secara bersama-sama dan gunakan cara yang tepat sehingga tidak merusk lingkungan. Hubungi penyuluh setempat.
Pemanenn juga diklakukan dengan baik sehingga tidak banyak produksi yang terbuang, Hindari membuat phui di sawah. Hasil penen segera dirontokkan dan dibawa pulang untuk disimpan, Hindah gabah dari kena hujan dan panas, dengan demikian mutu gabah dapat diperbaiki sehingga harga jual juga tinggi. (ESHAR, 2013).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar