BUDIDAYA PADI DI LAHAN GAMBUT
Selama ini lahan
gambut dinilai kurang produktif. Jika ditanami hasil rendah. Sesungguhnya
rendahnya produktivitas usahatani dilahan gambut karena keadaan biofisik yang
berbeda dengan tanah daratan lainnya. Keadaan biofisik lahan gambut ditandai
oleh pH rendah, tinggi konsentrasi asam-asam organic seperti zat aluminium
(Al) dan besi (Fe) sehingga pertumbuhan tanaman akan terganggu. Kendala
biofisik lahan yang kurang baik tersebut belum mampu diatasi oleh petani,
walaupun untuk kebutuhan pangan dan biaya hidup para petani tetap mengelola
lahan tersebut setiap tahun.
Untuk mengatasi hal itu,
di lahan gambut perlu diterapkan teknologi usahatani sederhana sehingga
produktifitas lahan dapat ditingkatkan dan menguntungkan. Dari hasil percobaan
yang dilakukan oleh lembaga penelitian di Aceh, produktivitas lahan gambut
dapat ditingkat melalui perbaikan usahatani
sampai 75 – 100 % dari produksi semula.
Teknologi Budidaya
Komponen utama teknologi budidaya di lahan gambut adalah bagaimana
menetrasilir kelebihan kandungan zat aluminium
(Al) dan besi (Fe) di dalam tanah
yang dapat menjadi racun bagi tanaman padi. Untuk itu digunakan kapur
pertanian dan perbaikan budidaya.
Dengan demikian ph tanah yang rendah dapat ditingkatkan dan kelebihan Al dan Fe
di dalam tanah dapat diikat sehingga tanah menjadi netral. Ada beberapa anjuran
usahatani sbb:
1.
Penyiapan lahan.
Semak belukar dan rumput-rumputan ditebang dan untuk
memudahkan pengolahan tanah, jika telah kering dibakar. Selanjutnya perbaiki
drainase lahan dengan menggali saluran
di sekeliling lahan dan juga di dalam areal lahan. Saluran di sekeliling
lahan digali lebih dalam yaitu lebar 40 – 50 cm dan dalam 50 – 75 cm. Saluran
ini berfungsi sebagai saluran pembuang. Selanjutnya gali pula saluran di dalam
areal lahan sedalam 20 cm dengan lebar 20m – 30 cm. Saluran di dalam areal
tersebut digali setiap 10 meter.
Guna saluran ini untuk menurunkan pH dan menetrasilir
zat-zat yang berlebih tadi. Lakukan pengolahan tanah sebagaimana lazim
dilakukan untuk penanaman padi.
Penyiapan lahan dilakukan serendak dalam sehamparan sehingga akan meudahkan
dalam pemanfaatan tenaga kerja sehingga efektif dalam berusaha.
2.
Gunakan varietas padi yang tepat untuk bibit.
Ada beberapa varietas yang
cocok untuk lahan gambut yang diperbaiki adalah sbb:
Varietas
|
Umur
Tanaman
|
Produksi
|
Rasa Nasi
|
Cisadane
|
135
|
4-7
|
Pulen
|
Cisangarung
|
125
|
4-7
|
Pulen
|
IR-42
|
135
|
4-7
|
Pulen
|
IR-46
|
115
|
4-7
|
Pulen
|
Kapuas
|
125
|
4-7
|
Pulen
|
Lematang
|
130
|
5-7
|
Pera
|
Sililin
|
125
|
4-6
|
Pera
|
Way seputih
|
125
|
4-7
|
Pulen
|
3.
Perlakukan benih dengan baik.
Syarat benih yang baik:
· Daya kecambah 90 %.
· Tidak bercampur dengan benih lain dan rumput.
4. Lakukan
penyemaian benih dengan baik.
Ada dua hal yang dilakukan dengan
baik yaitu: menyiapkan areal persemaian
dan menyiapkan benih. Areal
persemaian diolah dengan baik dan diberi pupuk dengan cukup. Berilah pupuk
organic (kotoran hewan atau kompos) secukupnya. Jika diberi pupuk anorganik lakukanlah
dengan dosis/meter: 10 gr urea, 14 gr SP36 dan 10 KCl.
Tabur benih secara jarang sehingga pertumbuhan benih
akan sempurna. Penaburan benih system tersebut dan penanaman satu batang/lubang
kebutuhan benih hanya 7 – 10 kg/ha. Pindahkanlah benih ke lahan sawah tidak
lebih dari umur 15 hari setelah semai. Penanaman umur bibit muda dapat lebih
cepat beradaptasi dengan lahan sawah dan dapat tumbuh lebih sempurna.
5. Penanaman
dan jadwal tanam.
Lakukan penanaman dan jadwal
tanam yang tepat. Penanaman dilakukan pada awal musim hujan sehingga tanaman
tidak kekurangan air dan air pengairan menjadi netral dari Al dan Fe yang
dianggap berbahaya. Hasil pengujian di pantai barat Aceh penunjukkan bahwa
jadwal tanam yang relative tepat adalah Misim Tanam I dilakukan Oktober – Nopember,
dan Musim tanam ke II dilakukan pada Maret atau April. Walaupun demikian,
Keujruen Blang akan mengamati perkembangan iklim yang cocok baik terhadap
ketersediaan air maupun perkembangan hama tanaman.
Bibit padi ditanam satu
batang/lubang tanam. Cara ini dapat menghemat benih padi dan dapat meningkatkan
jumlah anakan produktif.
Padi ditanam dengan pola
tandur jajar dengan jarak tanam 30 x 30 cm dan setiap tujuh baris tanaman
dibuat lorong selebar 50 cm. Keuntungan tanam pola tandur jajar dan lorong
adalah mudah dalam perawatan tanaman baik
penyiangan maupun mengendalian hama.
6. Peberian
kapur pertanian.
Untuk menetralkan pH rendah
dan kandungan AL dan Fe yang tinggi dapat dilakukan dengan pemberian kapur
pertanian (kapur gunung). Pada saat kapur gunung sulit diperoleh boleh diganti
dengan abu sekam yang sudah terbakar habis berwarna keabu-abuan (abee guesok).
Kapur atau abu sekam diberikan sejumlah 1 ton/ha dan ditabur merata diareal
sawah pada saat tanah diolah sehingga kapur tersebut dapat bercampur sempurna
dengan tanah.
7. Pemupukan
Berikan pupuk dengan dosis
yang tepat. Pupuk SP36 sejumlah 130 kg/ha dan KCl 100 kg/ha diberikan
seluruhnya sehari sebelum tanam atau pada saat tanam. Sedangkan dosis urea
250 kg/ha diberikan tiga kali yaitu 75
kg saat tanam, 100 kg 4 minggu setelah
tanam, dan 75 kg diberikan 7 minggu
setelah tanam. Saat pemberian pupuk dan kapur air macak-macak (setinggi 1-2 m
dimuka tanah) sehingga pupukdapat dimanfaatkan secara optimal.
8. Perawatan
dan panen
Perawatan tanaman sama
seperti perawatan tanaman padi dilahan lainnya, seperti penyiangan dan
pengendalian hama penyakit. Yang perlu diwaspadai adalah gangguan tikus, hama
orong-orong, kepinding tanah (bana), walang sangit (guesong) dan wereng. Untuk
gangguan hama-hama ini kendalikan secara bersama-sama dan gunakan cara yang
tepat sehingga tidak merusk lingkungan. Hubungi penyuluh setempat.
Pemanenn juga diklakukan dengan baik sehingga
tidak banyak produksi yang terbuang, Hindari membuat phui di sawah. Hasil penen
segera dirontokkan dan dibawa pulang untuk disimpan, Hindah gabah dari kena
hujan dan panas, dengan demikian mutu gabah dapat diperbaiki sehingga harga
jual juga tinggi. (ESHAR, 2013).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar