Jumat, 15 November 2013

TUJUAN DALAM PEMBELAJARAN



MANFAAT MENETAPKAN TUJUAN
DALAM PROSES PEMBELAJARAN*)

Oleh Eshar**)


Salah satu kunci keberhasilan dalam belajar (dan juga dalam kehidupan dunia karir Anda nanti) adalah adanya tujuan yang jelas.  Tujuan biasanya menentukan ha­sil yang akan Anda capai.  Rasulullah s.a.w. pernah bersabda bahwa setiap amal per­bu­atan itu tergantung pa­da niat/tujuannya dan bahwa hasil yang akan diperoleh o­rang yang bekerja tersebut a­kan sesuai dengan niat/tujuan yang ingin dicapainya, “Innamal A’malu binniyyah, se­sung­guh­nya setiap pekerjaan itu tergantung pada niat”.
Tujuan adalah sesuatu yang ingin Anda capai.  Tujuan jangka pendek adalah sesuatu yang ingin Anda capai dalam waktu singkat (segera).  Contoh tujuan belajar jangka pendek a­dalah menyelesaikan pekerjaan rumah Anda dan berhasil baik dalam ujian esok hari.  Tu­juan jangka panjang adalah sesuatu yang akan ingin Anda capai di suatu saat nanti.  Contoh tu­juan jangka panjang adalah selesai pendidikan atau pelatihan dengan nilai yang baik dan me­miliki keahlian yang baik dalam bidangnya.
Untuk menetapkan tujuan, Anda harus mengetahui apa yang penting untuk dicapai.  Kemudian Anda harus menetapkan tujuan yang dirumuskan secara spesifik dan jelas.  Ka­lau Anda tidak mempunyai tujuan yang dirumuskan dengan jelas, usaha yang Anda lakukan akan kehilangan arah dan fokus.  Tulislah tujuan-tujuan Anda itu sehingga Anda mem­pu­nyai catatan tentangnya.

Mengemas Tujuan Belajar
Tahukah apa tujuan Anda belajar selama ini? Kadang-kadang, tujuan belajar ki­ta tam­pak jelas, seperti “ingin menambah wawasan”, “memperluas cakrawala pe­nge­tahuan”, atau “menjadi lebih cerdas”, “menjadi tokoh agama dan alim”, “menjadi seorang tokoh tani yang berhasil dan makmur”, dan mungkin banyak tujuan yang lain yang ada dalam pikiran Anda saat melakukan pembelajaran. Namun, kerap pula, tujuan belajar kita tampak samar-samar dan membingungkan. Kita belajar tanpa tujuan dan arah yang jelas. Kita selalu membela diri dengan kalimat, “Biarlah mengalir seperti air, nanti akan jelas sendiri.”
Jika kita menginginkan hasil terbaik, tentu saja kita harus mengemas tujuan be­la­jar dengan baik pula. Secara kaedah bahasa, kata “kemas” berarti (1) teratur rapi, dan (2) rapi; beres; bersih. Maka, “mengemas” dapat diartikan sebagai (1) me­ngatur rapi, (2) me­nata agar beres dan bersih. Sedangkan kata “tujuan” bermakna (1) arah (yang hendak dica­pai atau ditempuh), dan (2) maksud (mengapa melakukan sesuatu). Merujuk dari makna kata tersebut, “mengemas tujuan belajar” bisa kita maknai sebagai “tindakan sadar untuk me­nata arah yang hendak dicapai dan bagaimana mencapainya”. 
Tujuan belajar memang harus dikemas. Itu memang Benar. Dengan kemasan yang ra­pi dan menarik, tujuan bisa merangsang kesungguhan. Sebab, tujuan belajar yang jelas dan spesifik bukan hanya dapat mengarahkan seseorang ke jalan yang mudah ditempuh, me­lainkan juga dapat merangsang tumbuhnya motivasi untuk habis-habisan dan sungguh-sungguh dalam belajar.
   Coba simak secara saksama kata habis-habisan dan sungguh-sungguh di atas. Kata-kata inilah yang kita butuhkan. Kata-kata ini memiliki makna penting dan strategis ba­gi kita dalam usaha menjadikan proses belajar sebagai upaya untuk mengubah diri ke arah yang lebih baik. 
Tujuan yang jelas akan merangsang motivasi kita untuk bersungguh-sungguh me­man­­faatkan waktu. Apabila tidak, tentu saja, kita tidak akan mendapatkan proses belajar yang efektif dan berkualitas. 
Tujuan yang spesifik akan menuntun kita secara otomatis untuk lebih memacu diri dengan menjalani proses belajar benar-benar dalam keadaan bersungguh-sungguh. Dan, pada gilirannya, kesungguhan dalam belajar akan menuntun kita untuk mementingkan pro­­ses, bukan hasil akhir.
Sebelum kita memasuki bagaimana mengemas tujuan belajar dengan baik, marilah kita memastikan apa yang sudah kita peroleh dari prolog tulisan ini. Pertama, kita telah berhasil menafsirkan dan memahami makna kata “mengemas tujuan belajar”. Kedua, kita juga sudah mengetahui berbagai manfaat mengemas tujuan belajar. Dan, ketiga, kita telah berhasil menggugah diri untuk segera mengemas tujuan belajar kita.
Apabila ketiga tahap tersebut sudah kita lalui, tentulah kita ingin menjadikan diri kita sebagai sosok yang lebih baik, yang lebih berdaya. Caranya? Ya, segera merancang dan mengemas tujuan belajar itu. 
Mari kita mulai dengan langkah pertama menggali diri kita, terutama soal (1) arah yang hendak dituju, (2) maksud yang hendak dicapai, (3) potensi apa saja yang kita miliki, dan (4) apa saja yang bisa menjadi aral perintang pembelajaran yang akan kita laksanakan.
Sebagai kita seorangbyang belajar ingin menjadi manusia pembelajar yang memiliki tujuan yang jel;as dan spesifik dalam belajar tentu semua langkah-langkag itu harus jelas telah ditanaman didalam hati kita.

TIGA UNSUR TUJUAN
Setiap tujuan yang kita tetapkan harus menyatakan APA yang akan Anda lakukan dan KAPAN Anda akan mencapainya.  Tersirat dalam setiap tujuan yang Anda tetapkan itu adalah KEMAUAN (ketetapan hati) Anda untuk mencapainya.  Sebagai contoh, tujuan untuk menulis makalah mungkin dirumuskan sebagai beikut: Saya akan (ketetapan hati Anda) menyelesaikan pengumpulan informasi untuk makalah saya (apa yang akan Anda lakukan) pada tanggal 2 Mei (kapan Anda akan mencapainya).

CIRI TUJUAN YANG BAIK
Tujuan yang Anda tetapkan hendaknya:
1.  berada dalam ketrampilan dan kemampuan Anda.  Mengetahui kekuatan dan ke­lemahan Anda akan membantu Anda menetapkan tujuan yang dapat Anda capai.
2.  realistis.  Menetapkan tujuan untuk mempelajari lima kata baru dalam bahasa Arab atau bahasa Inggris setiap hari adalah realistis.  Mencoba mempelajari lima puluh kata bahasa Inggris baru setiap hari adalah tidak realistis.
3.  luwes (fleksibel).  Kadang-kadang situasi tidak sesuai dengan harapan kita dan Anda perlu mengubah tujuan belajar Anda.  Tetaplah bersikap luwes sehingga ketika Anda menyadari perlunya perubahan, Anda akan siap untuk meng­ubahnya.
4.  dapat diukur.  Dapat mengukur kemajuan belajar Anda dalam mencapai tujuan itu adalah penting.  Terutama penting untuk mengetahui ketika Anda sudah mencapai tujuan dan harus berhenti.  Kegagalan mengukur kemajuan Anda dalam usaha mencapai tujuan dan mengetahui ketercapaiannya akan membuat usaha Anda keliru arah dan sia-sia.
5.  berada dalam kendali Anda.  Kecuali kalau Anda bekerja dalam kelompok, maka pencapaian tujuan tidak hanya tergantung pada diri anda sedndiri tetapi juga ditentukan oleh anggota dari kelompok tersebut.  Anda dapat mengendalikan apa yang Anda lakukan, tetapi Anda tidak banyak atau tidak dapat mengendalikan apa yang dilakukan orang lain.  Anda mungkin saja melakukan kewajiban Anda, tetapi kalau yang lain tidak, maka Anda tidak akan dapat mencapai tujuan Anda.

Seringkali orang tua, guru, dan pembimbing  Anda akan menetapkan tujuan yang harus Anda capai.  Siaplah untuk menerima hal itu.  Mereka adalah orang-orang yang mengetahui apa yang penting bagi Anda dan mereka sangat memikirkan keberhasilan Anda.  Mereka juga dapat membantu Anda mencapai tujuan yang telah mereka tetapkan.- Untuk apa itu semua? Boleh jadi hanya satu yaitu agar Anda berhasil memperoleh pengetahuan dan ketrampilan yang cukup dan dapat mengantarkan Anda dalam kehidupan yang sukses dimasa depan.
__________________________________________________________________
*). Makalah disampaikan pada Diskusi  Tahunan Dewan Pengajar, Santri Senior dan Penyuluh Pertanian di Pesantren Raudhatul Ulum Al. Pisang, Kuala Batee, ABDYA.
    **)  Penyuluh Pertanian Ahli pada BKP2 Prov, Aceh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar