Teori Psikologi
Kognitif dan terapannya
dalam Penyuluhan Pertanian
Oleh: Eshar.
Pengantar.
Tulisan ini disiapkan atas permintaan beberapa teman
penyuluh dan yayasan Syech H. Abdul
Hamid Kamal, karena mereka sedang menyiapkan
pertemuan penyuluh yang akan
dilaksanakan pada bulan Juli 2010. Sejak jauh-jauh hari pihak pelaksana telah menghubungi kami untuk
meminta agar dapat mrnyiapkan suatu
materi spesifik yang dapat digunakan pegangan oleh penyuluh pertanian dalam melaksanakan
kegiatan kepenyuluhan di daerah. Permintaan tersebut kami penuhi dengan
menyiapkan materi yang terkait dengan proses kejiwaan seseorang dalam menerima
berbagai informasi, termasuk informasi yang disampaikan melalui penyuluhan
pertanian. Materi ini dibahas dan disajikan secara sederhana mengingat peserta
pertemuan yang sangat beragam dengan dasar pengetahuan yang juga relatif
berbeda. Semoga informasi sederhana ini dapat mengisi ruang pertemuan ini
dengan manfaat dan dapat diaplikasikan.
Prinsip Dasar Psikologi Kognitif
Psikologi
kognitif adalah kajian studi ilmiah mengenai proses-proses mental atau pikiran, bagaimana
informasi diperoleh, dipresentasikan dan ditransformasikan sebagai pengetahuan. Psikologi kognitif juga disebut psikologi pemrosesan informasi.
Tingkah laku seseorang didasarkan pada tindakan
mengenal dan memikirkan
situasi di mana tingkah laku itu
terjadi.
Prinsip
dasar psikologi kognitif :
· Belajar
aktif
· Belajar
lewat interaksi sosial
· Belajar
lewat pengalaman sendiri
Teori
psikologi kognitif berkembang dengan ditandai lahirnya teori Gestalt (Mex Weitheimer) yang
menyatakan bahwa “pengalaman
itu berstruktur yang terbentuk dalam suatu keseluruhan”.
Ada 2 hukum
wajib dalam teori Gestalt:
· pragnaz
(kejelasan)
· closure
(totalitas)
Konsep yang
penting dalam teori ini dalah Insight, yaitu:
pengamatan atau pemahaman mendadak
terhadap hubungan antara bagian-bagian di dalam suatu situasi masalah.
Teori Belajar Cognitive-Field dari Lewin.
Didasarkan pada teori Gestalt, Lewin mengembangkan teori
belajar berdasarkan Life Space (psikologis
dari kehidupan individu). Masing-masing individu berada di dalam medan kekuatan
psikologis, medan itu dinamakan Life
Space yang terdiri dari dua unsur yaitu “kepribadian dan psikologi social”.
Ia
menyatakan bahwa tingkah laku belajar merupakan usaha untuk mengadakan reorganisasi atau restrukturisasi dari isi jiwa. Tingkah laku merupakan
hasil dari interaksi antar kekuatan dari dalam (tujuan, kebutuhan, tekanan
batin, dan sebagainya) maupun dari luar (tantangan, dan permasalahan).
Cognitive Development dari Jean Piaget.
Dalam teorinya, Jean
Piaget memandang bahwa proses berfikir seseorang
sebagai aktivitas gradual dari fungsi
intelektual dari sesuatu yang
konkret menuju ke abstrak. Ia
memakai istilah Scheme: “pola tingkah laku yang dapat diulang”. Tiori ini didasarkan
pada keadaan yang berhubungan dengan:
· Reflex
pembawaan (bernapas, makan, minum)
· Scheme
mental (pola tingkah laku yang susah diamati, dan yang dapat diamati)
Menurut
Jean Piage, perkembangan kognitif
individu meliputi empat tingkat yaitu :
1) sensory
motor;
2) pre
operational;
3) concrete
operational dan
4) formal
operational
Perkembangan
kognitif individu meliputi empat tahap pula yaitu:
1) Kematangan
2) Pengalaman
fisik/lingkungan
3) Transmisi
social
4) Equilibrium/self
regulation
Lebih lanjut Jean Piaget merumuskan, intelegensi itu terdiri dari tiga aspek, yaitu:
1) struktur
(scheme) : pola tingkah laku yang dapat diulang
2) isi
(content) : pola tingkah laku yang spesifik (saat menghadapi masalah)
3) fungsi
(function) : berhunbungan dengan cara seseorang untuk mencapai kemajuan intelektual.
Pembelajaran Menurut JA Brunner (Discovery Learning)
Teori
Brunner menyatakan bahwa orang
harus berperan secara aktif dalam mendapatkan
pengetahuan. Maksud dari Discovery
Learning yaitu seseorang yang
bertindak sebagai sumber informasi harus mampu mengorganisasikan metode
penyajian dengan cara sederhana
sehingga penerima informasi dapat menerima dan mempelajarinya sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimiliki.
The act of discovery dari Burner:
Sesuatu
informasi yang disampaikan dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan, keahlian
dari penerima serta dapat mengubah prilakunya, maka setelah informasi tersebut
disampaikan akan terjadi perubahan yang nyata dalam bentuk:
a.
Adanya suatu kenaikan di dalam potensi intelektual
b.
Ganjaran intrinsic lebih ditekankan daripada ekstrinsik
c.
Seseorang yang
mendapatkan informasi/materi dapat
memahaminya secara baik,
d.
Penerima
materi informasi lebih senang mengingat-ingat informasi tersebut
e.
Penyuluh/penyaji
informasi mampu mengidentrifikasi
kemampuan penguasaan materi oleh penerima informasi dan memahami hambatan yang
dialami.
Selain
ketiga tokoh diatas, Ausubel
seorang ahli pendidikan masyarakat dari Eropa juga berpengaruh dalam
psikologi kognitif. Dia mengungkapkan teori
ekspository teaching, yaitu materi
pembelajaran dapat diorganisasikan atau disajikan secara baik agar dapat
menghasilkan pengertian dan resensi yang baik pula. Teori ini relatif sama dengan discovery learning.
Implikasi teori Psikologi kognitif
Penerapan dan implikasi teori
perkembangan kognitif Jean
Piaget dalam penyuluhan
adalah:
a.
Bahasa,
tingkat pendidikan, dan cara berfikir setiap orang berbeda.
Oleh karena itu, penyuluh dapat
menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir penerima.
b.
Penerima
informasi dapat memahami setiap materi yang disampaikan secara lebih baik
apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Penyuluh harus membantu penerima materi agar dapat berinteraksi
dengan lingkungan sebaik-baiknya.
c.
Bahan yang harus dipelajaripun hendaknya dirasakan baru tetapi tidak
asing.
d.
Berikan peluang agar penerima materi penyuluhan sesuai tahap perkembangan kemampuan dan
pengetahuannya.
e.
Di dalam penyuluhan,
hendaknya setiap peserta
diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi.
Pengaplikasian
teori kognitif dalam penyuluhan
bergantung pada akomodasi. Kepada peserta
harus diberikan materi yang
belum diketahui atau
sekurang-kuragnya belum difahami agar mereka dapat serius mengikutinya. Harus diketahui bahwa orang tidak akan serius mengikuti materi penyuluhan
jika materi yang disampaikan telah diketahui. Oleh karena itu, materi penyuluhan haruslah
disusun sedemikian rupa sehingga selalu tampak baru. Boleh saja menyajikan
materi yang telah jamak diketahui oleh peserta penyuluhan, tetapi melalui
penyajian yang berbeda dengan menambah hal-hal yang baru baik bersumber dari
hasil penelitian maupun pengalaman. Dengan demikian peserta penyuluhan dapat
mengikuti setiap materi dengan sungguh-sungguh dan berusaha untuk memahaminya,
dan berusaha pula untuk
mengadopsinya dalam usahatani. Bukankah harapan penyuluh agar setiap materi
dapat dipahami, diterima, diadopsi, diterapkan dalam berusaha tani. Suatu hal
yang sangat membanggakan penyuluh jika para petani telah mampu mengelola
usahataninya secara ekonomis, efisien, dan selalu berorientasi kepada
keuntungan dan pendapatan yang layak. Melalui upaya itu, penyuluh mampu
mengantarkan petani untuk hidup layak, makmur dan sejahtera. Karena penyuluh
adalah guru petani, maka mengaplikasikan aspek-aspek kejiwaan dalam penyuluhan
menjadi sangat penting. Untuk memudahkan pemahaman terhadap aspek kejiwaan
dalam penyuluhan tulisan ini disajikan. (*).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar