Minggu, 23 Februari 2014

CARA BERTANAM KEDELAI

                                                         CARA BERTANAM KEDELAI

Later Belakang
Kedelai merupakan salah satu komoditi di Indonesia, dimana selain sebagai sumber bahan pangan juga dapat digunakan sebagai bahan industri dan bahan makanan ternak. Sehingga setiap tahun kebutuhan kedelai meningkat dan belum terpenuhi dari produksi dalam negeri.
Untuk mendukung pencapaian sasaran produksi kedelai yang diinginkan, diperlukan paket teknologi yang sesuai bagi wilayah tertentu. Dewasa ini yang tengah dilaksanakan dan sedang digalakkan adalah bertanam kedelai sistem zerotillage (tanpa olah tanah).

Maksud dan Tujuan
Maksud dari teknik budidaya kedelai sistem zerotillage atau tanpa olah tanah adalah untuk meningkatkan produksi dengan memperhatikan jenis varietas yang ditanam, mutu benih, waktu tanam yang tepat dan data lain yang berhubungan.
Adapun tujuannya adalah dengan metode ini untuk meningkatkan hasil dengan menekan biaya dan tenaga sehingga mencapai keuntungan yang lebih besar.

Peralatan Kerja
Peralatan lapangan yang digunakan untuk menunjang kelancaran pekerjaan di lapangan terdiri dari:
1.    Cangkul
2.    Sekop
3.    Parang
4.    Tugal
5.    Lain-lain yang dirasa pertu.



KEADAAN UMUM
Persyaratan Tanah dan Iklim
Kedelai memerlukan tanah gembur dengan drainase yang baik, subur dengan pH berkisar 5,5 - 7. Dapat hidup dari ketinggian 0 - 900 m dart permukaan laut. Curah hujan terbaik 100 - 200 mm/bulan dengan temperature 25-30°C.
Tanaman ini sangat peka terhadap drainase yang jelek dan juga terhadap kekeringan. Oleh karena itu penanganan drainase dan pengaturan vvaktu tanam sangat menentukan dalam keberhasilan pertanaman kedelai.



PAKET TEKNOLOGI
Benih
Pemilihan benih sangat menentukan kepada hasil. Benih kedelai yang ditanam sebaiknya varietas unggul dengan memiliki sifat-sifat sebagai berikut: benih masih baru, daya tumbuhnya lebih dari 80%, tumbuh serempak, bernas dan besar, murni dari varietas yang sehat, bersih, bebas hama dan penyakit, umur tidak lebih 4 bulan dan berproduksi tinggi.
Benih untuk setiap hektarnya diperlukan 40 kg. sebelum ditanam perlu dilakukan perlakuan benih (seed treatment) dengan menggunakan insektisida Marshal 25 ST dengan takaran 10 g/kg benih, agar terhindar dari serangan lalat kacang (Agromyza).

Inokuiasi benih
Inokulasi benih dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
a.          Dengan menggunakan Legin/Rizogin
Legin/Rizogin adalah bahan berupa serbuk dari tanah gambut yang berwarna hitam yang telah disterilkan dan merupakan sebagai media hidup sementara bibit bakteri Rhizobium japonicum. Yang dapat hidup pada bintil akar tanaman kedelai setelah tanaman kedelai berumur diatas dua minggu jika bakterinya aktif maka pada bintil akar akan terlihat warna merah jambu.
Cara penggunaan rhizobium bila menanam kedelai di lahan baru dapat diinokulasi pada tanaman kedelai sebagai berikut: biji kedelai dibasahi dengan air secukupnya sampai rata. Campuran rizogen dengan biji kedelai diaduk sampai rata dengan dosis 37,5 g rizogen untuk 10 kg biji kedelai. Persiapan benih, biji kedelai yang telah dicampur rata dengan rizogen diusahakan jangan kena sinar matahari langsung, dan sebaiknya setelah dicampur dapat disimpan pada tempat yang terlindung dari sinar matahari, biji kedelai yang telah dicampur usahakan segera ditanam dan tidak bisa lebih dari 6 jam, biji kedelai sudah habis tertanam.
b.          Dengan tanah bekas pertanaman kedelai.
Biji kedelai dibasahi air secukupnya sampai rata, kemudian diaduk dengan tanah bekas tanaman kedelai yang telah disiapkan dengan perbandingan sebagai berikut: 150 - 200 g tanah bekas tanaman kedelai untuk setiap 1 kg benih kedelai atau 1,5 - 2 kg tanah bekas untuk 10 kg benih kedelai.

Penyiapan Lahan
Penyiapan lahan dilakukan tanpa olah tanah. Singgang jerami disabit (dibabat) rata dengan permukaan tanah, di sekeliling petakan dibuat saiuran dengan mengatur pintu masuk dan keluar air dibuat saiuran irigasi dengan pintu masuk dan keluarnya air dan juga diatur kedalamannya agar mudah memasukkan air dan membuangnya apabila dikehendaki.
Jarak antara saiuran drainase 2 - 4 m, dengan tujuan untuk memudahkan pemeliharaan tanaman dan apabila mengair; tanah (bedengan) akan lebih cepat merata kelembabannya. Lebar saiuran drainase ± 30 cm serta dalamnya ± 20 cm.

Penanaman
Penanaman kedelai dilakukan setelah panen pad! untuk daerah Aceh Besar paling lambat diperkirakan akhir bulan April. Apabila menjelang tanam kelembabari tanah kurang (kering) agar dilakukan pengelembaban atau diairi sehari sebelum tanam. Penanaman sebaiknya dilakukan pada saat tanah lembab (3-6 hari setelah padi dipanen). Jumlah benih perlubang sebanyak 3 biji ditugal disisi tunggul jerami padi dengan kedalaman ± 3 cm.
Jarak tanam yang digunakan 40 x 20 cm atau 25 x 25 cm. apabila jarak tanam padi 20 x 20 cm, sebaiknya barisan padi yang ditanam kedelai selang satu baris tidak ditanami di dalam barisan tiap sisi tunggul jerami padi ditanami kedelai.

Jika persediaan bahan cukup tersedia, sebaiknya penanaman ditutup dengan abu sekam sebanyak ± 10 g perlubang. Manfaatnya selain untuk mempertahankan kelembaban juga sebagai media tumbuh kecambah.

Pemupukan dan Pemeliharaan
Pupuk yang digunakan adalah Urea, TSP, dan KCI dengan takaran 50 kg Urea, 100 kg TSP dan 100 kg KCI per hektar.
Waktu pemupukan cukup satu kali yaitu selumh dosis diberikan bersamaan pada saat tanam. Cara pemupukan pupuk N, P dan K dicampur hingga rata diberikan dalam alur disamping barisan tanaman kedelai ±5-7 cm. Pemupukan sebaiknya diberikan pada sesaat menjelang penugalan, agar pupuk tidak berceceran/masuk ke dalam lubanng biji (benih). Hal ini untuk menghindari terjadinya pencampuran benih dengan pupuk, sehingga apabila hal ini terjadi akan mengakibatkan pembusukan pada benih (plasmolisa).
Pupuk Pelengkap Cair Gandasil B dengan takaran 5 g per liter. Volume semprot 500 liter per hektar, diberikan pada umur 35 hari setelah tanam (tergantung keadaan).
Penyiangan dilakukan cukup dua kali, yaitu pada umur 21 hari setelah tanam dan 42 hari setelah tanam atau tergantung keadaan gulma. Pada penyiangan pertama diusahakan dengan alat kuret atau cangkul kecil terutama disamping barisan tanaman, agar supaya tanah gembur sehingga distribusi perakaran lebih baik. Akan tetapi pada daerah-daerah tertentu hanya dilakukan penyiangan dengan tangan (dicabut).
Pengairan atau pengelembaban dilakukan 7-10 hari sekali dimulai pada umur 15 hari setelah tanam.

Penggunaan Mulsa
Setelah selesai ditanam kedelai maka tanggul jerami padi dibabat kemudian dijadikan mulsa, gunanya untuk menghambat tumbuhnya rumput pengganggu atau gulma, mengurangi penguapan air tanah dan memperlambat pengerasan dan pengeringan tanah pada musim kemarau. Disamping itu. mulsa jerami juga dapat mengurangi serangan hama lalat kacang.

Pengairan
Air sangat diperlukan sejak tanam hingga panen, namun kebutuhannya berbeda pada setiap fase pertumbuhannya. Untuk mendapatkan hasil yang cukup memuaskan dan pertumbuhan yang baik maka tanaman kedelai harus dikelilingi oleh saluran air antara 10 - 25 cm dan permukaan petakan. Namun menjelang panen (7-10 hari sebelum panen) pengairan dikurangi dan dihentikan 3-5 hari sebelum panen.

Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit dapat dilakukan dengan menggunakan insektisida atau fungisida pada tanaman yang berumur satu bulan setelah tanam atau tergantung dari keadaan serangan hama atau penyakit dengan memperhatikan tingkat ambang ekonomi dan yang paling baik adalah dengan pergiliran tanaman. Insektisida Azedrin, Larvin, Basudin dan lain sebagainya dipakai untuk pembasmi hama daun seperti ulat gerayak, ulat jengkal, ulat penggulung daun. Sedangkan insektisida Matador, Decis, Lannate, Karphos dipakai untuk pembasmi hama polong (buah) seperti ulat pemakan buah (Heliothis), penggerek polong (Etiella zinckinella) dan penghisap polong (Reptortus linearis).

 Panen dan Prosesing
Panen dilakukan bila telah terlihat tanda-tanda seperti daun yang telah menguning lebih dari 70% dan polong telah kering serta berwarna cokelat atau 40% masak pada pertanaman atau umur kedelai 80 - 85 hari setelah tanam. Agar tanah dapat dilanjutkan untuk menanam padi selanjutnya dan akan menambah unsur hara tanah maka panen diusahakan jangan dicabut, tetapi dipangkas dari batang bawah (disabit) supaya biji tidak kotor (bercampur tanah) serta bintil akar yang telah membentuk dapat tertinggal di dalam tanah.
Untuk mengatasi kulit polong tidak pecah dikarenakan polong telah terlalu masak (kering) maka panen dilakukan pada sore hari atau pagi hari.
Proses pembijian kedelai bila polong sudah kering (setelah dijemur), dapat dikerjakan dengan cara dipukul (gebuk) atau dengan memakai mesin perontok. Bila kedelai ingin dikonsumsi maka untuk disimpan dengan kadar air 10 - 12% dan andai disimpan dalam waktu lama diusahakan kadar air jangan lebih dari 10% terutama untuk benih.


 PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN
Permasalahan

Permasalahan yang dihadapi dalam menerapkan teknologi budidaya kedelai tanpa olah tanah (zerotillage) dimana petani tidak bisa melaksanakannya.

Pemecahan
Untuk mengatasi kendala-kendala yang dihadapi maka diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:
a.    Dengan memberikan penyuluhan-penyuluhan mengenai sistem teknologi budidaya kedelai tanpa olah tanah
b.    Dengan melakukan demplot sehingga petani tahu dan mau melaksanakannya.

















KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan

1.    Untuk mencapai sasaran produksi kedelai yang diharapkan dari sistem teknologi  budidaya  kedelai  tanpa  olah tanah  (zerotillage)  maka  perlu diperhatikan beberapa hal:
a.    Memilih benih yang baik
b.    Mengetahui jenis varietas yang ditanam
c.    Mempersiapkan lahan yang baik
d.    Waktu tanam yang tepat
e.    Tersedianya air yang cukup
f.      Tanaman dipelihara dengan baik
g.    Dan lain-lain.

2.    Dengan sistem ini diharapkan dapat menekan biaya pengeluaran sehingga keuntungan yang diperoleh dapat meningkat selangkah lebih maju.
Saran
Agar sistem ini dapat diterapkan oleh penyuluh di lapangan. (Eshar 2013)


DAFTAR PUSTAKA

Juber Pasaribu, dkk. 1993. Teknologi Budidaya Kedelai Tanpa Olah Tanah.

Balai Informasi Pertanian Nanggroe Aceh Darussalam. 1990 - 1991. Kedelai.

La Tampe. 1993. Tanam Kedelai Tanpa Olah Tanah. SinarTani IPTEK.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar