Minggu, 23 Februari 2014

USAHATANI PADI DAN PALAWIJA HEMAT AIR



USAHATANI PADI DAN PALAWIJA HEMAT AIR
(disarikan dari kajian Ir Syamaun A.Ali, M.S. dan
Dr. Ir M. Rusli Alibasyah, M.S.)

PENDAHULUAN

Dewasa ini di Nanggroe Aceh Darussalam hampir seluruh daerah irigasi yang ada tidak mampu menyediakan air yang cukup untuk pola tanam dua kali padi dalam setahun bagi seluruh areal persawahannya. Hal ini dapat terjadi karena empat hal, yaitu yang pertama telah terjadi gangguan yang cukup berarti pada catchment area, seperti adanya penggundulan hutan atau penebangan liar, yang berakibat tidak mampunya catchment area tersebut menjaga keseimbangan neraca airnya, Ke dua, sumber air untuk daerah irigasi bersangkutan sedianya memang tidak mencukupi kebutuhan air bagi seluruh persawahan yang ada di daerah tersebut saat perencanaannya dibuat Ke tiga terjadinya perubahan pola klimatologis pada daerah bersangkutan, yaitu penururunan jumlah atau perubahan pola distribusi curah hujan yang mengakibatkan jumlah air atau pola hidrograf sungai akan berubah pula. Keempat, pelaksanaan pengelolaan air yang tidak mernadai, sehingga pada petak-petak tersier yang berada di daerah hulu mendapat air atau terjadi pemakaian air yang berlebihan dan pada petak-petak tersier di bagian hilirnya tidak mendapat air sama sekali.
Pada kasus terganggunya DAS atau catchment area, kemampuan penampungan dan penyimpanan air oleh DAS atau catchment area bersangkutan akan menunm, sehingga menyebabkan kelebihan air atau banjir pada saat musim hujan dan kekeringan di musim kemarau. Kasus inilah yang banyak terjadi di Nanggroe Aceh Darussalam, yang menyebabkan banyak daerah irigasi yang tidak mampu menyediakan air yang cukup bagi kebutuhan air bagi tanamannya.
Pada kasus dimana pengelolaan air yang tidak benar, seperti adanya penyadapan air secara langsung pada saluran primer, sekunder, dan tersier atau pengambilan air yang berlebihan di bagian hulu seringkali mengakibatkan tidak meratanya ketersediaan air untuk seluruh daerah irigasi feersangkutan, yaitu terjadi kelebihan air di daerah hulu dan kekurangan atau bahkan tidak mendapat air sama sekali di daerah hilirnya.
Dilain pihak tuntutan terhadap penyediaan pangan terus meningkat, sejalan dengan pertambahan penduduk, sehingga pada kondisi penyediaan air yang terbatas seperti sekarang ini, namun pelaksariaan intensifikasi dan peningkatan indeks pertanaman tetap harus dilaksanakan.
Upaya yang mungkin dilakukan untuk mengatasi hal ini adalah dengan peningkatan effisiensi irigasi pada berbagai jenis tanaman yang diusahakan, baik melalui penghematan pemakaian air maupun dengan perlakukan-perlakuan tertentu yang dapat memperkecil kebutuhan air bagi tanamannya, dan pengaturan pola tanam sedemikian rupa dengan meningkatkan jumlah pertanaman dengan jenis tanaman yang membutuhkan air sedikit.

UPAYA PENGHEMATAN AIR DIJARINGAN IRIGASI
Penghematan air dapat meningkatkan efisiensi irigasi. Peningkatan efisiensi irigasi bertujuan untuk mencukupi kebutuhan air bagi tanaman pada saat debit air irigasi yang tersedia berada dalam keadaan kekurangan, dan memperluas areal tanaman yang mendapat pelayanan irigasinya. Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk menghemat pemakaian air di suatu daerah irigasi atau dalam suatu hamparan usahatani adalah seperti diuraikan berikut ini,

Rehabilitasi Jaringan Irigasi
Kehilangan air irigasi dapat terjadi melalui perkolasi, rembesan, bocoran dan penyaluran air berlebihan hingga menyebabkan terjadinya limpasan. Bila kehilangan air melalui cara-cara tersebut dapat dikurangi maka effisiensi irigasi dengan sendirinya dapat meningkat
Rehabilitasi saluran yang sudah rusak atau bocor dan lining saluran tanah merupakan salah satu upaya untuk memperkecil kehilangan air selama penyaluran, Pencegahan evapotranspirasi di saluran seperti pembersihan saluran dari tumbuhan pengganggu, dan perubahan bentuk saluran pembawa menjadi bentuk dengan permukaan sempit juga akan memperkecil kehilangan air selama penyaluran.
Perkolasi dan rembesan dalam saluran pembawa dapat dicegah dengan pelapisan atau pengerasan dinding saluran dengan semen atau pasangan batu, sedangkan limpasan tidak akan terjadi jika pemberian airnya tidak melebihi kapasitas penyaluran.

Penertiban Pengambilan Air
Pembagian dan pemberian air yang sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan seperti yang tereantum pada papan eksploitasi merupakan upaya pemberian air yang adil dan merata dengan tujuan tercapainya efisiensi irigasi yang tinggi Oleh karena itu pencegahan pencurian air pada jaringan utama seperti pada saluran induk dan sekunder, pencegahan pembendungan pada saluran-saluran yang ada secara tidak sah, atau tindakan lainnya yang menyalahi ketentuan merupakan upaya penghematan dan pemerataan pemakaian airnya.

Pemeliharaan Jaringan Irigasi
Pemeliharaan jaringan irigasi bertujuan untuk menjaga keberlanjutan sistem irigasi, sehingga kondisi fisik jaringan dan fungsinya dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Pembersihan saluran dan sampah dan gulma akan memperlancar aliran airnya, sehingga kehilangan air selama penyaluran dan hambatan terhadap penyalurannya dapat dihilangkan atau diperkecil.
Demikian juga pembersihan sedimen yang ada dalam saluran akan meperlancar aliran air ke patakan sawahnya.

UPAYA PENGHEMATAN AIR DI HAMPARAN USAHATANI
Pada hakekatnya tanaman padi sawah bukanlah tanaman air, akan tetapi merupakan tanaman darat yang membutuhkan penggenangan. Oleh karena itu pemberian air bagi tanaman padi sawah juga ada batasannya, dan jika pemberian airnya terlalu berlebihan akan terjadi keterbatasan-keterbatasan dalam pertumbuhan tanamannya, seperti terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan anakan atau lainnya. Dengan demikian pemberian air bagi tanaman padi sawah sebaiknya seperlunya saja, atau sesuai dengan kebutuhan air tanamannya.
Pada kondisi ketersediaan air irigasi sangat terbatas penghematan pemakaian air merupakan hal mutlak yang harus dilakukan. Upaya-upaya yang dapat dilakukan sebagai langkah penghematan pemakaian air bagi tanaman padi sawah adalah seperti diuraikan berikut ini.

Mengurangi Kehilangan Air Di Petakan Sawah
Kehilangan air di petakan sawah dapat terjadi melalui perkolasi, rembesan, bocoran dan penggenangan yang berlebihan hingga menyebabkan terjadinya aliran permukaan.
Perkolasi dalam petakan sawah dapat diperkecil dengan pengolahan tanah intensif, hingga terciptanya pelumpuran, terutama pengolahan secara mekanisasi atau penggunaan traktor, hingga terjadi kompaksi pada lapisan tanah bawah dan menghasilkan lapisan tapak bajak yang hampir kedap air.
Rembesan, limpasan, dan bocoran di petakan sawah dapat diperkecil dengan penggenangan secukupnya saja, atau genangan dalam petak sawah tidak melarnpaui ketinggian galengan sehingga limpasan tidak terjadi, dan tekanan hidrostatiknya tidak mampu mendorong terjadinya rembesan dan bocoran.

Pergiliran Air irigasi
Bila suatu daerah irigasi ketersediaan airnya tidak mencukupi untuk pemberian air secara serentak bagi seluruh persawahan dalam jaringannya, maka perlu dibuat aturan giliran pembagian atau pemberian air. Aturan giliran dapat dibuat dalam berbagai cara, seperti giliran jam, giliran hari, atau giliran musim tanam. Demikian juga pengelompokan persawahan yang akan mendapat jatah air dapat dalam dibuat dalam satu petak tersier atau untuk suatu daerah irigasi.

Giliran Dalam satu Petak Tersier
Dalam satu petak tersier terdapat beberapa petak kuarter. Jika jatah air tidak mencukupi untuk seluruh petak kuarter dalam satu petak tersier jika diberikan secara serentak, maka petak-petak kuarter dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yang luasnya sesuai dengan jatah airnya. Giliran pemberian air untuk tiap kelompok diatur dalam interval waktu tertentu (seperti jam atau hari) yang disesuaikan dengan ketersediaan jatah air dan kemampuan kelompok petakan dalam mempertahankan kedalaman air sesuai dengan kebutuhan airnya.
 
Giliran Dalam Suatu Daerah Irigasi
Dalam suatu daerah irigasi terdapat beberapa petak tersier. Dalam aturan giliran, petak-petak tersier dikelompok-kelompokkan dalam luasan yang sesuai dengan ketersediaan air irigasinya, Tiap kelompok akan mendapat jatah air dalam interval waktu tertentu, seperti dalam jam, atau hari sesuai dengan ketersediaan air irigasi dan kemampuan kelompok petak tersier mempertahankan jatah air tersebut. Bila jatah air sangat berkurang, maka dapat dibuat giliran musim tanam dengan pengaturan pola tanam yang berbeda untuk masing-masing kelompok.

Sistem Golongan
Untuk mengatasi kekurangan air irigasi dapat juga dilakukan dengan penerapan
sistem golongan. Pada sistem ini tiap kelompok petak tersier dibedakan waktu
tanamnya, sehingga pada saat dimana kelompok yang satu sedang membutuhkan air banyak, kelompok lain membutuhkan air sedikit, karena tahapan pertumbuhan tanamannya tidak sama.

Pengaturan Pola Tanam
Bila suatu daerah irigasi diberlakukan pola tanam padi 3 kali setahun (sepanjang tahun) maka jumlah kebutuhan atau pemakaian airnya akan sangat besar. Akan tetapi bila pola tanamnya diubah menjadi padi-padi-palawija atau padi-palawija-palawija, maka jumlah pemakaian airnya menjadi sangat berkurang, karena kebutuhan air untuk palawija jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan jumlah kebutuhan air untuk tanaman padi.

Pengaturan Waktu Tanam
Penempatan waktu tanam untuk tiap jenis tanaman dalam suatu pola tanam tertentu sangat berpengaruh terhadap kecukupan air yang tersedia bagi tanaman yang diusahakan. Pemberian air irigasi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan air tanaman yang tidak tercukupi dari curah hujan efektifnya. Dengan demikian penempatan waktu tanam jenis tanaman yang butuh air banyak seperti padi pada musim dengan curah hujan tinggi akan sangat menghemat pemakaian air irigasinya. Khusus untuk tanaman palawija, penyesuaian musim tanam dengan kondisi iklim (curah hujan) yang tepat dapat menghemat air irigasi sampai sama sekali tidak diperlukan.
Cara Pemberian Air
Cara pemberian air dalam petakan sawah juga mempengaruhi efisiensi irigasi. Penggenangan secara terus menerus tetapi air tidak mengalir dan pemberian air secara terputus-putus (intermittent) merupakan cara yang paling hemat air pada sistim irigasi genangan. Penggenangan yang terlalu dalam di samping dapat menghasilkan aliran permukaan juga dapat memperbesar perkolasi. Hal ini karena semakin tinggi genangan air maka gradient hidrolik antara permukaan tanah dengan lapisan tanah yang lebih dalam semakin tinggi pula, akibatnya aliran perkolasi juga semakin besar, Oleh karena itu untuk meningkatkan efisiensi irigasi maka penggenangan dilakukan seperlunya saja atau sebatas minimum kebutuhan air tanaman padi.

Pemulsaan
Khusus untuk jenis tanaman palawija atau tanaman darat lainnya, seperti hortikultura dan lainnya, penutupan permukaan tanah dengan mulsa dapat memperkecil kehilangan air melalui evaporasi. Dengan demikian pemulsaan di samping kegunaan lain juga dapat menghemat pemakaian air irigasi, Mulsa yang diberikan untuk menutupi permukaan tanah dapat berupa mulsa organik seperti sisa-sisa hasil panen, jerami, sampah organik atau bahan organik segar lainnya, dan dapat juga mulsa anorganik seperti lembaran plastik atau lainnya.

PENUTUP

Berkurangnya debit air pada hampir semua daerah irigasi di Nanggroe Aceh Darussalam berdampak pada penurunan produksi tanaman pangan terutama padi, pada hal kebutuhan pangan terus meningkat sejalan dengan petambahan penduduk.
Upaya untuk mengatasi hal tersebut untuk jangka pendek dapat ditempuh melalui peningkatan efisiensi pemakaian air irigasi.
Peningkatan efisiensi dapat ditempuh melalui cara-cara pemberian dengan sistim hemat air, pembuatan aturan-aturan seperti pergiliran pemberian air, pengaturan pola tanam penyesuaian waktu tanam, dan minimalisasi kehilangan air baik di lapangan maupun saat penyaluran. (Eshar 2013).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar