USAHATANI PADI DAN PALAWIJA HEMAT AIR
(disarikan dari kajian Ir Syamaun A.Ali,
M.S. dan
Dr. Ir M. Rusli Alibasyah, M.S.)
Dewasa ini di Nanggroe Aceh
Darussalam hampir seluruh daerah irigasi yang ada tidak mampu menyediakan air yang cukup untuk pola
tanam dua kali padi dalam setahun
bagi seluruh areal persawahannya. Hal ini dapat terjadi karena empat hal, yaitu yang pertama telah terjadi
gangguan yang cukup berarti pada catchment area, seperti adanya penggundulan hutan atau penebangan
liar, yang berakibat tidak mampunya catchment area tersebut menjaga keseimbangan neraca airnya, Ke
dua, sumber air untuk
daerah irigasi bersangkutan sedianya memang tidak mencukupi kebutuhan air bagi seluruh persawahan
yang ada di daerah tersebut saat perencanaannya dibuat Ke tiga terjadinya perubahan pola
klimatologis pada daerah bersangkutan,
yaitu penururunan jumlah atau perubahan pola distribusi curah hujan yang mengakibatkan jumlah air atau
pola hidrograf sungai akan berubah pula. Keempat, pelaksanaan pengelolaan air
yang tidak mernadai, sehingga pada petak-petak tersier yang berada di daerah hulu mendapat air atau
terjadi pemakaian air yang berlebihan dan pada petak-petak tersier di bagian hilirnya tidak mendapat
air sama sekali.
Pada kasus terganggunya DAS atau
catchment area, kemampuan penampungan dan penyimpanan air oleh DAS atau
catchment area bersangkutan akan menunm, sehingga menyebabkan kelebihan air
atau banjir pada saat musim hujan dan kekeringan di musim kemarau. Kasus inilah
yang banyak terjadi di Nanggroe Aceh Darussalam, yang menyebabkan banyak daerah
irigasi yang tidak mampu menyediakan air yang cukup bagi kebutuhan air bagi
tanamannya.
Pada kasus dimana pengelolaan air
yang tidak benar, seperti adanya penyadapan air secara langsung pada saluran
primer, sekunder, dan tersier atau pengambilan air yang berlebihan di bagian
hulu seringkali mengakibatkan tidak meratanya ketersediaan air untuk seluruh daerah irigasi
feersangkutan, yaitu terjadi kelebihan air di daerah hulu dan kekurangan atau
bahkan tidak mendapat air sama sekali di daerah hilirnya.
Dilain pihak tuntutan terhadap
penyediaan pangan terus meningkat, sejalan dengan pertambahan penduduk,
sehingga pada kondisi penyediaan air yang terbatas seperti sekarang ini, namun
pelaksariaan intensifikasi dan peningkatan indeks pertanaman tetap harus
dilaksanakan.
Upaya yang mungkin dilakukan untuk
mengatasi hal ini adalah dengan peningkatan effisiensi irigasi pada berbagai
jenis tanaman yang diusahakan, baik melalui penghematan pemakaian air maupun
dengan perlakukan-perlakuan tertentu yang dapat memperkecil kebutuhan air bagi
tanamannya, dan pengaturan pola tanam sedemikian rupa dengan meningkatkan
jumlah pertanaman dengan jenis tanaman yang membutuhkan air sedikit.
UPAYA PENGHEMATAN AIR DIJARINGAN IRIGASI
Penghematan air dapat meningkatkan
efisiensi irigasi. Peningkatan efisiensi irigasi bertujuan untuk mencukupi
kebutuhan air bagi tanaman pada saat debit air irigasi yang tersedia berada
dalam keadaan kekurangan, dan memperluas areal tanaman yang mendapat pelayanan
irigasinya. Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk menghemat pemakaian air di
suatu daerah irigasi atau dalam suatu hamparan usahatani adalah seperti
diuraikan berikut ini,
Rehabilitasi Jaringan Irigasi
Kehilangan air irigasi dapat terjadi
melalui perkolasi, rembesan, bocoran dan penyaluran air berlebihan hingga
menyebabkan terjadinya limpasan. Bila kehilangan air melalui cara-cara tersebut
dapat dikurangi maka effisiensi irigasi dengan sendirinya dapat meningkat
Rehabilitasi saluran yang sudah rusak
atau bocor dan lining saluran tanah merupakan salah satu upaya untuk
memperkecil kehilangan air selama penyaluran, Pencegahan evapotranspirasi di
saluran seperti pembersihan saluran dari tumbuhan pengganggu, dan perubahan
bentuk saluran pembawa menjadi bentuk dengan permukaan sempit juga akan
memperkecil kehilangan air selama penyaluran.
Perkolasi dan rembesan dalam saluran
pembawa dapat dicegah dengan pelapisan atau pengerasan dinding saluran dengan
semen atau pasangan batu, sedangkan limpasan tidak akan terjadi jika pemberian
airnya tidak melebihi kapasitas penyaluran.
Penertiban Pengambilan Air
Pembagian dan pemberian air yang
sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan seperti yang tereantum pada papan
eksploitasi merupakan upaya pemberian air yang adil dan merata dengan tujuan
tercapainya efisiensi irigasi yang tinggi Oleh karena itu pencegahan pencurian air pada
jaringan utama seperti pada saluran induk dan sekunder, pencegahan pembendungan
pada saluran-saluran yang ada secara tidak sah, atau tindakan lainnya yang
menyalahi ketentuan merupakan upaya penghematan dan pemerataan pemakaian
airnya.
Pemeliharaan Jaringan Irigasi
Pemeliharaan jaringan irigasi
bertujuan untuk menjaga keberlanjutan sistem irigasi, sehingga kondisi fisik
jaringan dan fungsinya dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Pembersihan saluran dan sampah dan
gulma akan memperlancar aliran airnya, sehingga kehilangan air selama penyaluran dan hambatan
terhadap penyalurannya dapat dihilangkan atau diperkecil.
Demikian juga pembersihan sedimen
yang ada dalam saluran akan meperlancar aliran air ke patakan sawahnya.
UPAYA PENGHEMATAN AIR DI HAMPARAN USAHATANI
Pada hakekatnya tanaman padi sawah
bukanlah tanaman air, akan tetapi merupakan tanaman darat yang membutuhkan penggenangan.
Oleh karena itu pemberian air bagi tanaman padi sawah juga ada batasannya, dan
jika pemberian airnya terlalu berlebihan akan terjadi keterbatasan-keterbatasan
dalam pertumbuhan tanamannya, seperti terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan
anakan atau lainnya. Dengan demikian pemberian air bagi tanaman padi sawah
sebaiknya seperlunya saja, atau sesuai dengan kebutuhan air tanamannya.
Pada kondisi ketersediaan air irigasi
sangat terbatas penghematan pemakaian air merupakan hal mutlak yang harus dilakukan.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan sebagai langkah penghematan pemakaian air bagi
tanaman padi sawah adalah seperti diuraikan berikut ini.
Mengurangi Kehilangan Air Di Petakan Sawah
Kehilangan air di petakan sawah dapat
terjadi melalui perkolasi, rembesan, bocoran dan penggenangan yang berlebihan
hingga menyebabkan terjadinya aliran permukaan.
Perkolasi dalam petakan sawah dapat
diperkecil dengan pengolahan tanah intensif, hingga terciptanya pelumpuran,
terutama pengolahan secara mekanisasi atau penggunaan traktor, hingga terjadi
kompaksi pada lapisan tanah bawah dan menghasilkan lapisan tapak bajak yang
hampir kedap air.
Rembesan, limpasan, dan bocoran di
petakan sawah dapat diperkecil dengan penggenangan secukupnya saja, atau
genangan dalam petak sawah tidak melarnpaui ketinggian galengan sehingga
limpasan tidak terjadi, dan tekanan hidrostatiknya tidak mampu mendorong
terjadinya rembesan dan bocoran.
Pergiliran Air irigasi
Bila suatu daerah irigasi
ketersediaan airnya tidak mencukupi untuk pemberian air secara serentak bagi
seluruh persawahan dalam jaringannya, maka perlu dibuat aturan giliran
pembagian atau pemberian air. Aturan giliran dapat dibuat dalam berbagai cara,
seperti giliran jam, giliran hari, atau giliran musim tanam. Demikian juga pengelompokan
persawahan yang akan mendapat jatah air dapat dalam dibuat dalam satu petak
tersier atau untuk suatu daerah irigasi.
Giliran Dalam satu Petak Tersier
Dalam satu petak tersier terdapat
beberapa petak kuarter. Jika jatah air tidak mencukupi untuk seluruh petak
kuarter dalam satu petak tersier jika diberikan secara serentak, maka
petak-petak kuarter dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yang luasnya sesuai
dengan jatah airnya. Giliran pemberian air untuk tiap kelompok diatur dalam
interval waktu tertentu (seperti jam atau hari) yang disesuaikan dengan ketersediaan jatah air dan kemampuan
kelompok petakan dalam mempertahankan kedalaman air sesuai dengan kebutuhan
airnya.
Giliran Dalam Suatu Daerah Irigasi
Dalam suatu daerah irigasi terdapat
beberapa petak tersier. Dalam aturan giliran, petak-petak tersier
dikelompok-kelompokkan dalam luasan yang sesuai dengan ketersediaan air
irigasinya, Tiap kelompok akan mendapat jatah air dalam interval waktu
tertentu, seperti dalam jam, atau hari sesuai dengan ketersediaan air irigasi
dan kemampuan kelompok petak tersier mempertahankan jatah air tersebut. Bila
jatah air sangat berkurang, maka dapat dibuat giliran musim tanam dengan
pengaturan pola tanam yang berbeda untuk masing-masing kelompok.
Sistem Golongan
Untuk mengatasi kekurangan air
irigasi dapat juga dilakukan dengan penerapan
sistem golongan. Pada sistem ini tiap kelompok petak tersier dibedakan waktu tanamnya, sehingga pada saat dimana kelompok yang satu sedang membutuhkan air banyak, kelompok lain membutuhkan air sedikit, karena tahapan pertumbuhan tanamannya tidak sama.
sistem golongan. Pada sistem ini tiap kelompok petak tersier dibedakan waktu tanamnya, sehingga pada saat dimana kelompok yang satu sedang membutuhkan air banyak, kelompok lain membutuhkan air sedikit, karena tahapan pertumbuhan tanamannya tidak sama.
Pengaturan Pola Tanam
Bila suatu daerah irigasi
diberlakukan pola tanam padi 3 kali setahun (sepanjang tahun) maka jumlah
kebutuhan atau pemakaian airnya akan sangat besar. Akan tetapi bila pola
tanamnya diubah menjadi padi-padi-palawija atau padi-palawija-palawija, maka
jumlah pemakaian airnya menjadi sangat berkurang, karena kebutuhan air untuk
palawija jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan jumlah kebutuhan air untuk
tanaman padi.
Pengaturan Waktu Tanam
Penempatan waktu tanam untuk tiap
jenis tanaman dalam suatu pola tanam tertentu sangat berpengaruh terhadap
kecukupan air yang tersedia bagi tanaman yang diusahakan. Pemberian air irigasi
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan air tanaman yang tidak tercukupi dari curah
hujan efektifnya. Dengan demikian penempatan waktu tanam jenis tanaman yang
butuh air banyak seperti padi pada musim dengan curah hujan tinggi akan sangat menghemat pemakaian air
irigasinya. Khusus untuk tanaman palawija, penyesuaian musim tanam dengan
kondisi iklim (curah hujan) yang tepat dapat menghemat air irigasi sampai sama
sekali tidak diperlukan.
Cara Pemberian Air
Cara pemberian air dalam petakan
sawah juga mempengaruhi efisiensi irigasi. Penggenangan secara terus menerus
tetapi air tidak mengalir dan pemberian air secara terputus-putus
(intermittent) merupakan cara yang paling hemat air pada sistim irigasi
genangan. Penggenangan yang terlalu dalam di samping dapat menghasilkan aliran
permukaan juga dapat memperbesar perkolasi. Hal ini karena semakin tinggi
genangan air maka gradient hidrolik antara permukaan tanah dengan lapisan tanah
yang lebih dalam semakin tinggi pula, akibatnya aliran perkolasi juga semakin
besar, Oleh karena itu untuk meningkatkan efisiensi irigasi maka penggenangan
dilakukan seperlunya saja atau sebatas minimum kebutuhan air tanaman padi.
Pemulsaan
Khusus untuk jenis tanaman palawija
atau tanaman darat lainnya, seperti hortikultura dan lainnya, penutupan
permukaan tanah dengan mulsa dapat memperkecil kehilangan air melalui
evaporasi. Dengan demikian pemulsaan di samping kegunaan lain juga dapat
menghemat pemakaian air irigasi, Mulsa yang diberikan untuk menutupi permukaan
tanah dapat berupa mulsa organik seperti sisa-sisa hasil panen, jerami, sampah
organik atau bahan organik segar lainnya, dan dapat juga mulsa anorganik
seperti lembaran plastik atau lainnya.
PENUTUP
Berkurangnya debit air pada hampir
semua daerah irigasi di Nanggroe Aceh Darussalam berdampak pada penurunan produksi
tanaman pangan terutama padi, pada hal kebutuhan pangan terus meningkat sejalan
dengan petambahan penduduk.
Upaya untuk mengatasi hal tersebut
untuk jangka pendek dapat ditempuh melalui peningkatan efisiensi pemakaian air
irigasi.
Peningkatan efisiensi dapat ditempuh
melalui cara-cara pemberian dengan sistim hemat air, pembuatan aturan-aturan
seperti pergiliran pemberian air, pengaturan pola tanam penyesuaian waktu
tanam, dan minimalisasi kehilangan air baik di lapangan maupun saat penyaluran.
(Eshar 2013).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar